REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 44 penerima beasiswa Lazis Assalam Fil Alamin (ASFA) di Al Azhar Mesir berhasil menyelesaikan studi beragam disiplin ilmu. Mereka kembali ke Tanah Air dan akan dibekali dengan wawasan kebangsaan dan keislaman yang strategis.
Akan berlangsung pada Rabu (6/12/2023), acara ini diisi oleh Ketua ASFA Foundation Komjen Pol (pur) Syafruddin, Ketua Dewan Pengawas Lazis ASFA Irjen Pol (pur) Mas Guntur Laupe, dan Pengawas Syariah ASFA Dr KH Anang Rikza Masyhadi. Ketua Lazis ASFA KH Muchlis Hasyim beserta jajarannya juga akan menghadiri acara tersebut.
Lazis ASFA juga mengadakan pembinaan, pengarahan dan pengajian bulanan untuk seluruh penerima beasiswa yang diikuti oleh 1080 orang dari jenjang pelajar, santri, mahasiswa program S1-S3 di universitas dalam dan luar negeri. Materi yang akan disampaikan seputar tantangan bonus demografi dan Indonesia Emas 2045, pandangan hidup Islam, serta wawasan kebangsaan dan keindonesiaan.
Dalam pertemuan melalui zoom pada 1 Desember 2023, mereka juga diberikan wawasan mengenai dakwah di masyarakat. Pada pertemuan 6 Desember 2023, wawasan yang akan disampaikan kepada mereka akan lebih komprehensif.
Selain pertemuan bulanan, Lazis ASFA juga mengadakan pembinaan melalui pertemuan dwi mingguan luring dan daring sesuai klaster perguruan tinggi atau sekolah/pesantren tempat mereka belajar atau jenjang studi. Hal demikian agar benar-benar tercapai tujuan Lazis ASFA dalam menyiapkan dan melahirkan SDM unggul untuk Indonesia Emas 2045 yang berwawasan keIndonesiaan dan berintegritas tinggi pada NKRI, serta untuk mengetahui dan mengarahkan secara detail tentang kondisi akademik, sikap dan mind set para pelajar, santri dan mahasiswa penerima beasiswa ASFA.
Wakil Kapolri periode 2016-2018 itu menjelaskan, bahwa beasiswa Lazis ASFA berbasis pada penguatan lembaga. "Artinya bahwa penerima beasiswa setelah selesainya masa studi, diwajibkan kembali untuk memperkuat lembaganya, menjalani masa pengabdian danmengajarkan apa yang telah didapat," kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2018-2019 itu.
Senada, H. Muchlis Hasyim menyatakan bahwa kaderisasi dalam bentuk program pendidikan dan beasiswa untuk bangsa Indonesia ini harus dilakukan secara terprogram dan terstuktur serta sebarannya harus mampu menjangkau sekolah, pesantren dan lembaga swasta yang memiliki keterbatasan funding atau akses.
Hingga kini, penerima beasiswa Lazis ASFA tersebar di lebih dari 25 pesantren/sekolah dan 53 perguruan tinggi di dalam dan luar negeri antara lain di Universitas; Al-Azhar Kairo, Ummul Quro Makkah, IIU Malaysia, Liverpol Inggris, Az-Zaituna Tunis, UGM Jogjakarta, Istanbul University, UI Jakarta, Unhas Makassar, Univ. Islam Kalsel, Muhammadiyah Kalsel, Sarimulya Banjarmasin Kalsel, Unggulan Kalsel, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UMY Yogyakarta, Unpad Bandung, Unibraw Malang, Unisula Semarang, Unida Gontor, Ma'had Aly Termas Pacitan, Ma'had Aly Tebuireng Jombang dan lain sebagainya.