Ahad 10 Dec 2023 23:41 WIB

Potret Dampak Pandemi Covid-19 pada Kemampuan Literasi Pelajar di PISA 2022

PISA 2022 disebut seolah-olah memotret kondisi pendidikan Indonesia saat ini

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah anak membaca buku dongeng edukasi anti korupsi di Microlibrary Alun-Alun Kota Bandung, Jawa Barat.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah anak membaca buku dongeng edukasi anti korupsi di Microlibrary Alun-Alun Kota Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebutkan, hasil PISA 2022, yakni suatu survei internasional yang mengukur literasi matematika, membaca, dan sains pelajar, sudah usang. PISA 2022 disebut seolah-olah memotret kondisi pendidikan Indonesia saat ini, padahal itu merupakan survei pada pertengahan 2022, tepat setelah pandemi usai.

"Jadi sebenarnya PISA 2022 itu berita yang sudah usang. Tapi karena baru diumumkan kemarin, terus seolah-olah itu adalah kayak potret pendidikan kita saat ini. Salah," ujar Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo kepada wartawan di Jakarta, Jumat (8//12/2023).

Sebagaimana diketahui, skor PISA Indonesia 2022 mengalami penurunan 12 hingga 13 poin. Kemendikbudristek menyatakan, hal itu dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang membawa learning loss. Survei PISA dilakukan sekitar bulan Mei-Juni 2022. Karena itu, kata dia, PISA 2022 menjadi cerminan pendidikan Indonesia di masa pandemi, bukan menampilkan situasi pendidikan Indonesia saat ini.

Pria yang akrab disapa Nino itu menjelaskan, jika ingin melihat potret pendidikan saat ini, maka data yang dapat dilihat paling relevan ada pada hasil Asesmen Nasional (AN) 2023. Di mana, kata dia, hasil AN 2023 secara lengkap itu akan dirilis awal tahun depan, yang berisi hasil laporan kualitas pendidikan di Indonesia secara menyeluruh, yang dapat digunakan satuan pendidikan untuk mengevaluasi diri.

"Bahwa PISA 2022 bukan cermin dari kualitas pendidikan kita saat ini. Itu cermin dari dua tahun yang lalu ketika kita selesai menutup sekolah. Jadi betul-betul mencerminkan dampak dari pandemi," kata dia.

Skor PISA Indonesia pada 2018 untuk bidang literasi membaca sebesar 371. Sedangkan di 2022 menurun menjadi 359. Lalu, skor literasi matematika pada 2018 sebesar 379 turun menjadi 366 pada 2022. Kemudian skor literasi sains turun dari 379 pada 2018 menjadi 366 di tahun 2022.

Penurunan poin itu tidak sejalan dengan penurunan peringkat. Di mana, peringkat PISA Indonesia untuk literasi membaca pada 2018 ada di posisi 74 naik dan menjadi peringkat 71 pada  2022. Untuk peringkat literasi matematika naik dari 73 pada 2018 menjadi peringkat 70 pada 2022. Pada ranking literasi sains, Indonesia menempati peringkat 71 pada 2018 dan menempati peringkat 67 pada tahun 2022.

PISA 2018 diiktui 79 negara sedangkan PISA 2022 diikuti 81 negara yang terdiri dari 37 negara Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan 44 negara mitra. Sampel PISA dipilih secara acak oleh OECD agar mewakili populasi siswa usia 15 tahun di tiap negara dan di Indonesia sampel berasal dari seluruh wilayah, termasuk daerah-daerah tertinggal.

Menyikapi hasil PISA 2022, pengamat pendidikan Indra Charismiadji menyebut skor PISA Indonesia tak mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Kemendikbudristek 2020-2024. Hal itu terjadi pada setiap indikator penilaian PISA.

"Literasi membaca itu turun 12 poin dari 371 di 2018 Menjadi 359 di 2022. Ini menjadi satu hal yang penting karena punya target RPJMN di 396. Ini kan makin jauh dari target RPJMN yang harusnya 396 di 2024 malah sekarang 359," kata Indra, Rabu (6/12/2023). 

Begitu pula dengan literasi matematika. Skor literasi matematika Indonesia turun dari 379 pada tahun 2018 menjadi 366 pada tahun 2022. Terjadi penurunan sebesar 13 poin di sana. Sedangkan target RPJMN 2020-2024, kata Indra, adalah 388. "Jadi semakin jauh nih dari target," kata dia.

Lalu pada literasi sains, skor PISA Indonesia juga mengalami penurunan. Terdapat penurunan 12 poin dari tahun 2018. "Tahun 2018 itu 396 menjadi 359 di tahun 2022. Target RPJMN itu di 402. Jadi faktanya kita malah jauh dari target," tutupnya.

Pengamat pendidikan Anita Lie melihat naiknya peringkat literasi membaca, matematika, dan sains pelajar Indonesia pada PISA 2022 sebagai pencapaian yang positif. Sebab, pandemi telah menyebabkan gangguan yang signifikan terhadap kegiatan belajar-mengajar secara global, tapi Indonesia tetap mampu menjaga kualitas pendidikannya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement