REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR — Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, akan merelokasi dua sekolah dasar (SD) di Kecamatan Cugenang. Pasalnya, bangunan dua sekolah itu berada di zona merah patahan atau sesar Cugenang, yang dinilai rawan terdampak bencana.
Sekolah yang akan direlokasi itu SDN Cugenang dan SDN Girijaya. Kepala Disdikpora Kabupaten Cianjur Ruhli Solehudin menjelaskan, kedua sekolah tersebut mengalami kerusakan akibat terdampak gempa bumi magnitudo (M) 5,6 yang terjadi pada 21 November 2022.
Menurut Ruhli, sebelumnya kedua sekolah itu akan dibangun kembali oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Namun, rencana itu diurungkan karena lokasi sekolah yang rawan terdampak gempa.
“Sekolah SDN Cugenang dan SDN Girijaya berada di zona merah dan kerap merasakan gempa susulan yang cukup kencang, sehingga diharuskan untuk relokasi,” kata Ruhli, Senin (11/12/2023).
Menurut Ruhli, relokasi dan pembangunan kedua sekolah itu direncanakan dilakukan tahun depan. Sementara ini, kata dia, ratusan siswa SDN belajar di gedung PGRI Cugenang. Adapun siswa SDN Girijaya menumpang di sekolah yang sudah tuntas dibangun Kementerian PUPR. Dipastikan tidak ada siswa yang belajar di dalam tenda.
“Pemkab Cianjur sudah mengalokasikan dana untuk pembangunan dua sekolah SD tersebut, termasuk untuk ratusan sekolah yang rusak akibat gempa dan rusak akibat dimakan usia, serta bencana alam lainnya,” kata Ruhli.
Ruhli mengatakan, ada sekitar 623 bangunan sekolah, mulai dari PAUD, SD, sampai SMP, yang mengalami kerusakan akibat gempa yang terjadi pada 21 November 2022. Perbaikan bangunan sekolah yang terdampak gempa ini dilakukan pemerintah pusat dan Pemkab Cianjur.
Menurut Ruhli, Pemkab Cianjur menyiapkan anggaran sekitar Rp 30 miliar untuk memperbaiki bangunan sekolah yang rusak. Baik sekolah yang terdampak gempa, namun tidak menjadi prioritas pemerintah pusat, maupun sekolah rusak lainnya.
“Kami berharap secara bertahap seluruh bangunan sekolah yang rusak di Cianjur mendapat perbaikan, baik yang di kecamatan terdampak gempa atau di luarnya. Saat ini masih ribuan jumlah sekolah yang rusak akibat lapuk dimakan usia dan terdampak bencana alam,” ujar Ruhli.