Selasa 12 Dec 2023 12:45 WIB

Data Militer dan Laporan RS Berbeda Jauh Soal Jumlah Tentara Israel Tewas dan Terluka

Data rumah sakit menunjukkan bahwa jumlah tentara yang terluka dua kali lebih banyak

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Tentara Israel dengan kendaraan tempur lapis baja mereka berkumpul di posisi dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, (2/12/2023).
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Tentara Israel dengan kendaraan tempur lapis baja mereka berkumpul di posisi dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, (2/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel menyatakan pada Ahad (10/12/2023) bahwa 1.593 tentara Israel telah terluka selama periode ini. Hanya saja laporan itu dinilai tidak sesuai dengan data yang dimiliki oleh rumah sakit tempat para anggota militer dirawat.

Laporan pasukan yang sakit oleh militer Israel merupakan pengumuman pertama sejak serangan Hamas pada 7 Oktober. Pihak militer mencatat 255 tentara mengalami luka berat, 446 luka sedang, dan 892 luka ringan. Jumlah tersebut termasuk 559 tentara yang terluka selama operasi darat Israel di Gaza, termasuk 127 orang luka berat, 213 orang luka sedang, dan 219 orang luka ringan.

Baca Juga

Sebanyak 40 tentara yang terluka parah masih dirawat di rumah sakit, serta 211 orang luka sedang dan 165 orang luka ringan hingga akhir pekan lalu. Mulai Senin (11/12/2023), militer akan memberikan kabar terkini setiap hari pada pukul 13.00 waktu Israel.

Tentara awalnya menolak mengungkapkan informasi yang diminta mengenai jumlah tentara yang terluka sejak awal konflik. Pertanyaan mengapa data tersebut tidak dapat dipublikasikan masih belum terjawab. Sesaat sebelum dipublikasikan, pihak militer setuju untuk memberikan informasi tersebut.

Juru Bicara IDF Brigjen. Jenderal Daniel Hagari belum membahas tentara yang terluka dalam pembaruan hariannya. Pihak militer juga tidak merilis informasi apa pun mengenai masalah tersebut kecuali dalam kasus yang jarang terjadi, yang menyertai laporan tentang tentara yang tewas.  Kebijakan ini berbeda dengan perang dan operasi sebelumnya, biasanya pihak militer memberikan laporan mengenai cidera di samping publikasi tentang aktivitas tempur dan rehabilitasi tentara.

Sebelum laporan Haaretz diterbitkan, pihak militer tidak hanya menahan diri untuk tidak mempublikasikan data tentara yang terluka sejak 7 Oktober. Namun pada awalnya mereka juga menolak untuk mengungkapkan data tersebut dan hal ini hanya dilakukan ketika laporan tersebut diterbitkan.

Hingga Ahad, jumlah tentara yang gugur dalam perang yang dijuluki Israel sebagai “Pedang Besi” mencapai 425 orang, dengan 97 di antaranya tewas sejak diluncurkannya operasi darat. Namun pemeriksaan yang dilakukan oleh Haaretz terhadap rumah sakit tempat tentara yang terluka dirawat menunjukkan kesenjangan yang besar.

Data rumah sakit menunjukkan bahwa jumlah tentara yang terluka dua kali lebih banyak dibandingkan jumlah tentara terluka yang dilaporkan pemerintah. Misalnya, Pusat Medis Barzilai di Ashkelon sendiri melaporkan telah merawat 1.949 tentara yang terluka dalam perang sejak 7 Oktober. Sedangkan pihak militer melaporkan total 1.593 tentara terluka.

Assuta Ashdod dilaporkan merawat 178 pasien, Ichilov (Tel Aviv) 148, Rambam (Haifa) 181, Hadassah (Yerusalem) 209, dan Sha'arei Tzedek (Yerusalem) 139. Sekitar 1.000 tentara lainnya dirawat di Pusat Medis Soroka Be'er Sheva, sementara 650 lainnya dirawat di Pusat Medis Sheba di Tel-Hashomer.

Data yang terhimpun masih sebagian....

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement