REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyinggung hubungan kompleks yang dimiliki dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (11/12/2023). Dia menyatakan, Netanyahu berada dalam titik yang sulit dan keduanya memiliki perbedaan pendapat selama bertahun-tahun hingga saat ini.
Laporan Yedioth Ahronoth menyatakan, Biden mengenang hubungannya selama puluhan tahun dengan Netanyahu dalam upacara penyalaan lilin tradisional Hanukkah di Gedung Putih. Acara ini mengundang 800 tamu undangan, termasuk para penyintas Holocaust, anggota Kongres, politisi, dan pemimpin Yahudi.
"Aku menulis di atasnya, 'Bibi aku mencintaimu tapi aku tidak setuju dengan apa pun yang kamu katakan.' Hal yang sama terjadi pada hari ini,” kata Biden menggunakan nama panggilan untuk pemimpin Israel. '
Biden menilai bahwa Israel berada dalam titik yang sulit saat ini. “Saya mempunyai perbedaan pendapat dengan beberapa pemimpin Israel," ujarnya tanpa merinci perbedaan apa yang masih ada di antara kedua tokoh tersebut.
Beberapa pekan terakhir perselisihan tersebut mencakup isu-isu yang berkaitan dengan perang di Gaza dan perlakuan terhadap warga Palestina. Biden telah menghadapi kritik keras atas dukungannya terhadap Israel yang melancarkan serangan balasan hingga membunuh 18 ribu warga Gaza dan melukai hampir 50 ribu orang. Tindakan itu pun memicu kecaman keras di AS.
Biden mengatakan kepada orang-orang Yahudi yang hadir, terlepas dari perbedaan dengan kepemimpinan Israel, komitmennya terhadap Israel tidak dapat tergoyahkan “Saudara-saudara, jika tidak ada Israel, tidak akan ada orang Yahudi di dunia yang aman," katanya.
Menurut Biden, bantuan kepada Israel akan terus berlanjut sampai Hamas disingkirkan. Namun dia memperingatkan bahwa opini publik bisa berubah secara drastis demi keamanan Israel.
“Kita harus berhati-hati. Mereka harus berhati-hati. Opini publik seluruh dunia bisa berubah dalam semalam. Kita tidak bisa membiarkan hal itu terjadi," ujar Biden.
Biden mengatakan, AS akan terus berupaya untuk membebaskan sandera yang masih ditahan di Gaza hingga mempercepat bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina. "Menekankan kepada teman-teman Israel bahwa kita perlu melindungi kehidupan warga sipil," katanya.