REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Perdana Menteri Polandia yang baru, Donald Tusk, mengatakan dalam pidato pengukuhannya di parlemen Warsawa, Selasa (12/12/2023), bahwa pemerintahan barunya akan mendorong Barat meningkatkan dukungan kepada Ukraina dalam perang melawan Rusia.
"Kami akan menuntut mobilisasi penuh Barat guna membantu Ukraina. Saya tak bisa lagi mendengarkan politisi yang berbicara jenuh kepada situasi di Ukraina," kata dia.
Tusk akan menjadi perdana menteri pada Rabu ketika pemerintahannya dilantik oleh presiden. Ketika sebagian besar dunia kini fokus pada konflik Gaza, suara-suara di AS dan Hungaria mulai membahas soal pengurangan dukungan untuk Ukraina.
Tusk, yang memimpin Dewan Eropa pada 2014-2019, melakukan perjalanan ke Brussels pekan ini guna menghadiri pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa. "Dalam beberapa jam lagi, saya akan berangkat ke Brussels, dengan harapan kita bisa meyakinkan sekutu-sekutu kita agar membela nilai-nilai demokrasi dan Ukraina melawan agresi Rusia," tambah Tusk.
"Hanya Barat yang bersatu yang bisa membantu Ukraina menang dalam perjuangannya menegakkan nilai-nilai demokrasi. Kebetulan yang aneh, politisi-politisi yang menyerang fondasi demokrasi adalah politisi anti-Ukraina."
“Kita harus ingat tentang apa perang itu. Bahwa rakyat kraina sedang memperjuangkan sesuatu yang sangat penting, bahwa perjuangan mereka dimulai di Maidan, bahwa mereka berjuang agar bisa bergabung dengan komunitas dunia Barat," sambung dia.
"Pertolongan Polandia untuk Ukraina sangat penting, namun pada saat yang sama kita harus tetap tegas ketika menyangkut kepentingan, antara lain, para petani Polandia," kata Tusk, mengacu larangan impor gandum Ukraina yang diterapkan pemerintah Polandia.