REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pijar Foundation sukses menggelar The Futurist Summit, konferensi bertema futuris pertama di Indonesia, di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, Selasa (12/12/2023). The Futurist Summit menghadirkan suguhan unik diskusi panel berbalut pertunjukan teater dan akan mengkatalisasi kolaborasi lebih dari 1.100 pemain strategis dari berbagai sektor dan generasi se-Indonesia untuk visi Indonesia 2045.
Konferensi futuris pertama di Indonesia ini mendapat sambutan baik dari Presiden Joko Widodo. Menurut Presiden, di masa depan akan ada banyak tantangan yang harus hadapi seperti perubahan iklim, yang mulai mengarahkan dunia pada green economy, blue economy (ekonomi berbasis lingkungan bumi dan perairan yang berkelanjutan), dan juga di sisi lain, disrupsi teknologi, advanced robotic dan artificial intelligence (kerobotan serta kecerdasan buatan) yang telah menumbuhkan ekonomi baru dan memudarkan ekonomi lama.
“Saya menyambut baik penyelenggaraan The Futurist Summit 2023, untuk memetakan tantangan dan peluang masa depan serta merumuskan langkah strategis dalam meraih Indonesia maju yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dalam sambutannya.
“Agenda mempersiapkan masa depan harus semakin kita perkuat, mulai penguasaan terhadap future knowledge, future technology, dan future skills harus semakin ditingkatkan. Oleh karena itu, saya mengapresiasi kontribusi Pijar Foundation sebagai katalis masa depan.”
Selanjutnya, Presiden mengharapkan terciptanya langkah strategis untuk merumuskan cita-cita Indonesia maju yang inklusif dan berkelanjutan dari berkumpulnya ribuan orang di acara The Futurist Summit 2023 ini.
The Futurist Summit 2023 juga dibuka oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Dalam paparannya, ia mengatakan bahwa masa depan saat ini dihantui oleh ketidakpastian mengenai pekerjaan.
“Jangan sampai generasi muda memasuki job (lapangan pekerjaan) yang sudah lost (hilang) dan tergagap-gagap bahkan tidak menyangka bahwa profesi yang dia cita-citakan tidak relevan lagi; tidak menyangka ilmu yang diagung-agungkan tidak relevan lagi,” ujar Pratikno.
“Forum ini adalah forum menghindarkan diri dari keadaan ‘tidak menyangka’ –saya yakin para futuris [di sini] adalah kelompok yang justru bisa menyangka apa masa depan.”
“Saya menyambut baik sekali inisiatif Pijar Foundation yang menyelenggarakan Summit ini. Pemerintah siap untuk berkolaborasi apa yang perlu kami lakukan, ekosistem nasional apa yang perlu kita bangun, sehingga orientasi ke masa depan yang tadi disampaikan oleh Bapak Presiden, kita tahu tantangan kita ke depan, tapi kita juga bisa membaca peluang apa yg tersedia didepan mata,” ujar Pratikno
Selaras dengan cita-cita tersebut, Pijar Foundation bergerak melalui tiga pilar utama yaitu pendidikan, inovasi, dan kebijakan publik. Selama dua tahun berdiri, Pijar Foundation, telah menjaring lebih dari 63.000 beneficiaries (penerima manfaat), melaksanakan lebih dari 25 proyek sosial, dan merangkul lebih dari 500 institusi mitra. Menurut Direktur Eksekutif Pijar Foundation Ferro Ferizka, hal ini hanya dapat tercapai atas kolaborasi multisektoral dan multigenerasional.
“Kami yakin kolaborasi adalah kunci, dan kami tidak mungkin melakukan ini sendiri karena kami tahu Indonesia tidak kekurangan orang pintar dengan ide-idenya. Pijar Foundation hadir sebagai katalis kolaborasi dengan memfasilitasi akselerasi kualitas masyarakat Indonesia melalui pendidikan, kewirausahaan dan juga kebijakan publik,” kata Ferro.
Tak seperti konferensi biasa, dalam penyajiannya, The Futurist Summit menghadirkan suguhan unik dengan balutan pertunjukan teater dari Pandora. Acara yang digelar di Ciputra Artpreneur ini berhasil menjelajahi berbagai isu dari perspektif pandangan luas untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif dari sudut pandang anak-anak. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi blind spot dan memicu percakapan serta aksi lebih lanjut.