REPUBLIKA.CO.ID, Kasus kematian satu keluarga di Malang meninggalkan luka mendalam. Pukulan berat dihadapi oleh AKE (13 tahun), satu-satunya anggota keluarga yang ditinggal dan masih hidup.
Ia harus kehilangan ayah, ibu dan seorang saudara kembarnya. AKE kini harus ditinggal bersama neneknya.
"Tadi saya sempat menemui, sementara dia (AKE) ikut di rumah neneknya. Lokasinya 15 menit dari TKP. Masih di daerah Pakis juga," ujar Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat, Selasa (12/12/2023).
Di lokasi tragedi kematian satu keluarga tersebut tertulis pesan dari sang ayah, Wahab. Tulisan spidol itu tertera di cermin lemari. "Kakak jaga diri. Papa, mama, adik pergi dulu. Nurut uti, kung, tante, dan om. Belajar yang baik. Uang papa mama untuk pemakaman jadi satu. Love you kakak."
Gandha menilai, anak tersebut sangat terpukul. Anak yang duduk di bangku SMP tersebut terlihat sesekali menangis karena kehilangan keluarganya.
Pihaknya melalui Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) bersama psikolog dari dinas terkait juga telah mengunjungi anak tersebut guna memberikan dukungan secara psikologis.
Bunuh diri
Ketua RT setempat, Iswahyudi mengungkapkan, peristiwa bunuh diri dialami seorang suami bernama Wahab (37 tahun), istri bernama Sulikha (35) dan satu anak perempuan berinisial ARE (13). "Bapaknya sudah berdarah. Anak dan ibu sudah tidak bernyawa. Lokasinya di kamar belakang, tempat tidur," katanya menjelaskan saat ditemui wartawan.
Kronologi kejadian ini bermula ketika anak perempuan Wahab, yakni AKE (13) bangun kesiangan pada Selasa (12/12/2023) pukul 08.00 WIB. Dia langsung menemui kedua orang tuanya dan saudara kembarnya, ARE, yang tidur di kamar belakang.