Rabu 13 Dec 2023 19:10 WIB

Anak Pencinta Kucing Lebih Berisiko Alami Skizofrenia Saat Tua, Ini Risetnya

Memelihara kucing juga bisa meningkatkan risiko skizofrenia pada anak.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Memelihara kucing juga bisa meningkatkan risiko skizofrenia pada anak di kemudian hari. (Ilustrasi)
Foto: Huffingtonpost
Memelihara kucing juga bisa meningkatkan risiko skizofrenia pada anak di kemudian hari. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA----Memelihara kucing dapat membawa sejumlah manfaat bagi anak-anak. Namun di sisi lain, memelihara kucing juga bisa meningkatkan risiko skizofrenia pada anak di kemudian hari.

Hubungan antara kepemilikan kucing di masa kecil dan risiko skizofrenia telah disoroti dalam sejumlah studi. Salah satu di antaranya adalah studi yang dipublikasikan dalam Schizophrenia Bulletin.

Baca Juga

Seperti dilansir MedicalXpress, studi ini menganalisis data yang terkumpul dari berbagai belahan dunia selama 43 tahun, dalam periode 1 Januari 1980 - 20 Mei 2023. Studi ini menemukan adanya hubungan antara kepemilikan kucing dengan peningkatan risiko gangguan terkait skizofrenia sebesar 2,24 kali lipat.

Beberapa studi berbeda juga menyoroti adanya hubungan antara paparan kucing di masa kecil dengan peningkatan risiko gangguan terkait skizofrenia di kemudian hari. Akan tetapi, studi-studi tersebut jarang membahas rentang usia yang spesifik ketika anak terpapar oleh kucing.

Salah satu dari sedikit studi yang membahas tentang usia anak adalah studi dari Finlandia. Studi ini menunjukkan bahwa anak yang terpapar oleh kucing pada usia di bawah tujuh tahun memiliki skor yang lebih tinggi untuk skala penyimpangan persepsi, skizoid, dan anhedonia sosial. Namun dalam kesimpulannya, tim peneliti membatasi gangguan tersebut sebagai penyimpangan persepsi.

Studi yang dilakukan di Inggris juga menemukan adanya hubungan antara paparan kucing dengan pengalaman seperti psikotik. Studi ini menyoroti bahwa paparan kucing pada usia 4-10 tahun berkaitan dengan pengalaman seperti psikotik yang lebih besar di usia 13 tahun.

Terlepas dari adanya temuan-temuan ini, diperlukan studi lebih lanjut untuk mengetahui rentang usia anak yang kritis terhadap paparan kucing. Studi lebih lanjut juga perlu dilakukan untuk mengetahui adanya faktor lain yang mempengaruhi peningkatan risiko gangguan terkait skizofrenia pada individu yang memelihara atau terpapar kucing di masa kecil.

 

Peran Toksoplasmosis

Sejumlah ahli meyakini bahwa risiko gangguan terkait skizofrenia pada individu yang memelihara kucing di masa kecil ini berkaitan dengan parasit Toxoplasma gondii. Protozoa parasit ini dapat menyebabkan toksoplasmosis ketika menginfeksi manusia.

Studi telah menemukan adanya hubungan antara infeksi Toxoplasma gondii dengan gangguan neurologis dan perubahan perilaku. Selain itu, beberapa gejala skizofrenia juga bisa membaik dengan obat-obatan antiprotozoa. Hal ini mengindikasikan bahwa infeksi Toxoplasma gondii mungkin merupakan pemicu dari gejala-gejala tersebut.

Sebuah meta analisis terhadap 38 studi juga pernah dipublikasikan dalam Schizophrenia Bulletin pada 2012. Meta analisis ini menemukan bahwa pasien skizofrenia berpeluang hampir tiga kali lipat lebih besar untuk memiliki antibodi toksoplasma di dalam darah mereka. Temuan ini mengindikasikan bahwa infeksi Toxoplasma gondii di masa lalu memainkan peran signifikan dalam patologi skizofrenia.

Kucing merupakan salah satu hewan yang bisa menularkan Toxoplasma gondii pada manusia. Penularan ini dapat terjadi melalui kontak dengan feses atau objek yang terkontaminasi feses kucing yang terinfeksi parasit tersebut.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan beberapa hal yang dapat dilakukan pemilik kucing agar terhindar dari infeksi Toxoplasma gondii. Berikut ini adalah kiat yang diberikan CDC melalui laman resminya:

1. Selalu gunakan sarung tangan sekali pakai saat membersihkan kotak untuk buang air, dan cuci tangan dengan air dan sabun setelahnya.

2. Bersihkan kotak kotoran setiap hari karena parasit Toxoplasma gondii.

3. Berikan pakan khusus kucing yang telah dijual bebas, hindari pemberian daging mentah atau kurang matang pada kucing.

4. Jaga kucing peliharaan tetap di dalam rumah.

5. Hindari kontak dengan kucing liar, terutama anak kucing liar.

6. Gunakan sarung tangan sekali pakai ketika berkebun, untuk menghindari kontak dengan tanaman yang terkontaminasi feses kucing liar.

7. Selalu cuci tangan sebelum berkontak dengan bayi.

Perlu diingat bahwa penularan Toxoplasma gondii juga bisa terjadi melalui beberapa cara lain. Sebagai contoh, mengonsumsi makanan yang kurang matang, minum air yang tidak bersih, mengonsumsi susu kambing tanpa pasteurisasi, atau mengonsumsi kerang-kerangan tidak matang.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement