REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMBAD -- Angkatan Darat Pakistan mengatakan, enam pelaku bom bunuh diri menabrakkan truk berisi bahan peledak ke kamp militer di barat daya negara itu. Militer mengatakan, ledakan truk tersebut menewaskan setidaknya 23 orang.
Serangan yang dilakukan dua bulan sebelum pemilihan umum ini menjadi serangan dengan korban terbanyak dalam beberapa tahun terakhir. Kelompok pemberontak Pakistan mengeklaim bertanggung jawab serangan ini.
Serangan bom juga dilakukan setelah pengamat menyuarakan kekhawatiran pemungutan suara yang dijadwalkan 8 Februari digelar saat serangan-serangan milisi bersenjata di wilayah barat laut dan barat daya semakin intensif.
Dalam pernyataannya, militer mengatakan serangan tersebut terjadi di distrik terpencil Dera Ismail Khan di tepi wilayah suku tanpa hukum yang berbatasan dengan Afghanistan. Militer menambahkan, keenam penyerang terbunuh dalam serangan tersebut.
Sebelumnya dua pejabat keamanan mengatakan jumlah korban tewas mencapai 24 orang. Tentara mendirikan base camp di kompleks kantor polisi di daerah Daraban di distrik tersebut.
"Upaya untuk memasuki pos tersebut berhasil digagalkan, memaksa para teroris menabrakkan kendaraan bermuatan bahan peledak ke pos tersebut, yang kemudian disusul dengan serangan bom bunuh diri," kata militer pernyataannya, Selasa (12/12/2023).
Militer menambahkan, ledakan menyebabkan bangunan ambruk dan memakan banyak korban jiwa. Militer mengatakan, serangan tersebut terjadi satu hari setelah dua tentara tewas dalam operasi yang menewaskan 21 milisi di wilayah tersebut.
Pelaksana Tugas Perdana Menteri Pakistan Anwaar ul Haq Kakar mengutuk serangan tersebut. "Simpati saya yang terdalam kepada keluarga para syuhada pemberani kami. Kami akan melawan," katanya dalam unggahan media sosial di X.
Seorang pejabat dinas penyelamatan milik pemerintah Aizaz Mehmood mengatakan, beberapa korban luka berada dalam kondisi kritis.
Dalam pernyataannya kelompok Taliban Pakistan, Tahreek-e-Jihad Pakistan (TJP), yang muncul baru-baru ini dan mengklaim beberapa pengeboman besar dalam beberapa bulan terakhir, mengatakan para militannya melakukan serangan tersebut untuk menargetkan tentara Pakistan.
Belum ada kejelasan apakah TJP merupakan bagian dari kelompok utama Tahreek-e-Taliban Pakistan (TTP), yang merupakan payung dari beberapa kelompok sektarian.
Selama bertahun-tahun TTP mengobarkan perang melawan negara, berusaha menggulingkan pemerintah dan menggantinya dengan sistem pemerintahan Islam yang keras.
Militer Pakistan melakukan beberapa operasi terhadap para militan, terutama di wilayah Waziristan yang berdekatan dengan distrik di mana serangan terakhir terjadi. Distrik itu pernah menjadi markas para militan lokal dan asing.
Para militan meningkatkan serangan mereka sejak mereka mencabut gencatan senjata dengan pemerintah tahun lalu.