Rabu 13 Dec 2023 18:22 WIB

Lilitan Utang di Balik Motif Satu Keluarga di Malang Bunuh Diri

Namun, polisi belum menemukan fakta apakah keluarga WE terlilit utang pinjol

Kondisi rumah kontrakan dari keluarga yang bunuh diri di Dusun Boro Bugis RT 03 RW 10, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Rabu (13/12/2023).
Foto: Republika/Wilda fizriyani 
Kondisi rumah kontrakan dari keluarga yang bunuh diri di Dusun Boro Bugis RT 03 RW 10, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Rabu (13/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Wilda Fizriyani, Antara

Kepolisian Resor (Polres) Malang mengungkap motif kasus satu keluarga yang diduga melakukan bunuh diri pada Selasa (12/12) di Dusun Boro RT03/10, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, usai melakukan penyelidikan mendalam. Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat di Pakis, Kabupaten Malang, Rabu mengatakan, bahwa berdasarkan hasil penyelidikan sementara, diketahui bahwa motif bunuh diri tiga orang dalam satu keluarga tersebut terkait utang.

Baca Juga

"Dari sini kita bisa menyimpulkan sementara untuk motif tindakan yang dilakukan oleh almarhum bapak WE ini lebih ke arah motif ekonomi," kata Gandha.

Sebagai informasi, ada tiga orang korban meninggal dunia yang diduga melakukan bunuh diri, yakni ayah suami berinisial WE (43), istri berinisial S (40) dan anak ARE (12). Satu anak lainnya, AKE (12) dalam kondisi selamat dan hidup. AKE dan ARE merupakan anak kembar pasangan itu.

Gandha menjelaskan, sejauh ini, Polres Malang telah meminta keterangan dari tujuh orang saksi dalam kasus bunuh diri tersebut. Saksi yang telah diminati keterangan itu diantaranya adalah ketua Rukun Warga (RW) setempat yang merupakan tetangga korban.

Selain itu, lanjutnya, polisi juga telah memintai keterangan terhadap anak WE yang selamat, yaitu AKE. Dari pemeriksaan sejumlah saksi tersebut, diketahui WE pernah meminta tolong untuk meminjam sejumlah uang.

"Beberapa orang saksi yang kita mintai keterangan, memberikan informasi bahwa beberapa kesempatan yang lalu, yang bersangkutan WE pernah memohon, meminta tolong untuk meminjami sejumlah uang," katanya.

Ia menambahkan, satu pekan sebelum peristiwa bunuh diri tersebut, korban WE sempat menyampaikan kepada sejumlah saksi bahwa ia tidak bisa mengembalikan uang yang dipinjamnya tersebut. Polisi belum mengetahui pasti jumlah utang korban tersebut.

"Masih perlu didalami untuk jumlah beban keuangan yang dimiliki oleh saudara WE. Belum bisa kami dalami terkait itu, berapa-berapanya. (Utang sejak kapan) kami belum mendalami terkait masalah itu, yang jelas yang bersangkutan memiliki beban utang," terangnya.

Berdasarkan fakta penyelidikan, lanjutnya, diketahui bahwa utang yang dimiliki oleh korban WE merupakan utang perseorangan. Polisi masih belum menemukan fakta bahwa korban terjerat utang pada aplikasi pinjaman online (pinjol).

"Sementara ini kami menemukan yang ada faktanya itu orang perseorangan. Karena sampai saat ini faktanya memang keluarga terdekat dan rekan kerja beliau tidak pernah mendapat WA (Whatsapp) teror atau SMS teror yang identik dengan pinjaman online seperti itu," katanya.

WE merupakan seorang guru di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Sukun, Kota Malang, dan istrinya, S, berjualan kue di rumah. Sementara , kedua anak mereka yakni AKE dan ARE masih sekolah dan duduk di bangku kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP).

 

 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement