Rabu 13 Dec 2023 21:19 WIB

Jangan Asal Pilih Imam Sholat, Apalagi yang Dibenci Umat

Islam mengatur klasifikasi orang yang mengantongi syarat menjadi imam.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Sholat berjamaah (Ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Sholat berjamaah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Islam mengatur klasifikasi orang yang mengantongi syarat menjadi imam. Maka, aturan syariat tidak boleh dikesampingkan dalam perkara ini. 

Ketika seorang imam sholat dalam dunia sosialnya dan kebetulan dia dibenci oleh warga setempat, syariat Islam mengaturnya sedemikian rupa. Setidaknya, Imam Syafii menjabarkan hukum mengenai boleh-tidaknya imam tersebut mengimami sholat jamaah.

Baca Juga

Imam Syafii dalam kitab Al-Umm yang diterjemahkan dan diterbitkan oleh Republika Penerbit menjelaskan, tidak diterima sholat seseorang yang mengimami suatu kaum yang membencinya. Begitu juga tidak diterima sholat seorang wanita yang tidak bersama suaminya.

Begitu pun, tidak diterima pula sholat seorang budak yang sedang dalam pelarian sampai dia kembali kepada tuannya. Namun demikian, Imam Syafii juga berkata bahwa dia tidak menghafal penuturan ulama mengenai hal tersebut. Sehingga beliau pun bependapat bahwa ketika seseorang mengimami sekumpulan jamaah yang membencinya maka makruh bagi si imam melakukannya, sedangkan makmumnya tidak mengapa.

Dijelaskan bahwa dalam kondisi tesebut, sholat makmum sah. Sedangkan, kata Imam Syafii, shalat sang imam harus diulangi sebab keburukannya dalam perkara keimaman itu tidak menghalanginya dari pelaksanaan shalat. Meski, Imam Syafii mengkhawatirkan keimamannya itu.

Begitu pula dengan wanita yang tidak sedang bersama suaminya. Begitu pula budak yang sedang melarikan diri dari tuannya. Menurut Imam Syafii, tidak ada satu pun dari golongan-golongan tersebut yang harus mengulang shalat yang mereka lakukan dalam kondisi yang seperti itu.

Syarat menjadi imam 

Imam Syafi’i berpendapat apabila suatu kaum berkumpul di suatu tempat tanpa ada wali di antara mereka, maka hendaklah mereka menunjuk imam sholat berdasarkan beberapa syarat. Antara lain orang yang paling baik bacaan Alqurannya, paling fakih, dan paling tua di antara mereka.

Jika semua sifat itu tidak terhimpun pada seorang pun dari mereka, maka yang harus mereka pilih adalah orang yang paling fakih. Kalau orang itu memiliki kemampuan membaca yang cukup bagi sahnya sholat. Dan menjadi baik jika mereka menunjuk orang yang paling bagus bacaannya di antara mereka jika orang itu memiliki pengetahuan fikih yang diharuskan berkenaan dengan sholat.

Adalah baik pula bagi mereka jika menunjuk orang yang memiliki kedua sifat tadi daripada orang tua di antara mereka. Para imam di masa lalu masuk Islam ketika mereka sudah tua, sehingga mereka menguasai fikih sebelum bacaan Alquran mereka bagus, sedangkan generasi setelahnya justru sudah belajar Alquran sejak belia sehingga banyak dari mereka yang menguasai fikih.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement