REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberpihakan Capres-Cawapres terhadap solusi perubahan iklim dan transisi energi kian disorot. Hal ini terjadi di tengah polusi udara dan cuaca ekstrem yang kian mengkhawatirkan.
Menurut pengamatan organisasi aktivis lingkungan 350.org, semua capres yang berkontestasi di Pemilu 2024 masih berpeluang untuk membelokan agenda transisi energi untuk mempertahankan penggunaan energi fosil.
“Itu sangat mungkin terjadi, apalagi bila publik melihat lingkaran utama para capres yang belum bebas dari pemilik modal yang bergerak di industri energi fosil. Peluang untuk membelokan agenda transisi energi itu semakin terbuka lebar, bila ada salah satu Capres yang justru memiliki bisnis di energi fosil,” kata Interim Indonesia Team Lead 350.org, Firdaus Cahyadi, saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (13/12/2023).
Secara umum, Firdaus mengatakan, semua capres memang sepakat untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT). Namun, jika dibedah lagi, semua capres belum tentu berkomitmen untuk melanjutkan transisi energi menuju penggunaan energi terbarukan.