REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada November 2023 mengalami penurunan secara bulanan dan tahunan. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, ekspor sepanjang November 2023 mencapai 22 miliar dolar AS atau turun 8,56 persen dibandingkan November 2022.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, penurunan ekspor pada November didorong oleh penurunan ekspor nonmigas, akibat besi, nikel dan ampas dan sisa industri makanan. "Secara tahunan nilai ekspor November mengalami penurunan cukup dalam. Kontraksi ini karena ekspor nonmigas, terutama bahan bakar mineral," kata Pudji dalam konferensi pers, Jumat (15/12/2023).
Pudji menjelaskan, ekspor nonmigas pada November 2023 mencapai 20,72 miliar dolar AS. Angka tersebut turun 0,29 persen dibanding Oktober 2023 dan turun 9,76 persen jika dibanding ekspor nonmigas November 2022.
"Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–November 2023 mencapai 236,41 miliar dolar AS atau turun 11,83 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara itu, ekspor nonmigas mencapai 221,96 miliar dolar AS atau turun 12,47 persen," jelas Pudji.
Pudji menuturkan, penurunan terbesar ekspor nonmigas November 2023 terhadap Oktober 2023 terjadi pada komoditas besi dan baja sebesar 167,1 juta dolar AS atau sebesar 6,82 persen. Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan atau nabati sebesar 159,7 juta dolar AS atau sebesar 6,56 persen.
Berdasarkan sektornya, Pudji mengatakan ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–November 2023 turun 9,70 persen dibanding periode yang sama pada 2022. Begitu juga dengan ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 10,55 persen dan ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 21,47 persen.
Ekspor nonmigas November 2023 terbesar yaitu ke China sebesar 5,41 miliar dolar AS. Lalu disusul India 2,01 miliar dolar AS dan Amerika Serikat 1,94 miliar dolar AS. "Hal ini dengan kontribusi ketiganya mencapai 45,16 persen. Sementara itu, ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar 3,78 miliar dolar AS dan 1,29 miliar dolar AS," ucap Pudji.