Selasa 19 Dec 2023 17:17 WIB

Pemerintah Targetkan Wisata Libur Nataru Naik 2,5 Kali Lipat di Tengah Kasus Covid-19

Kemenhub proyeksikan 107 juta pergerakan saat Nataru.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Friska Yolandha
Menparekraf Sandiaga Uno menebar benih ikan di Situ Gede, Kota Tasikmalaya, Jumat (15/12/2023). Kementerian Pariwisata memproyeksi kenaikan wisatawan pada libur nataru meningkat 2,5 kali lipat.
Foto: Dok. Republika
Menparekraf Sandiaga Uno menebar benih ikan di Situ Gede, Kota Tasikmalaya, Jumat (15/12/2023). Kementerian Pariwisata memproyeksi kenaikan wisatawan pada libur nataru meningkat 2,5 kali lipat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menargetkan terjadi peningkatan wisatawan nusantara saat libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) 2,5 kali lipat. Meskipun di tengah terjadi peningkatan kasus Covid-19, Sandiaga Uno optimistis terjadi pergerakan signifikan pariwisata di dalam negeri.

Hal ini mengacu survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang memproyeksikan ada sekitar 107 juta pergerakan masyarakat di libur Nataru.

Baca Juga

"Servei Kemenhub memproyeksikan 107 juta pergerakan di Nataru dan ini 50 persen akan berwisata. Berarti kalau kita ekstrapolasi maka targetnya 2,5 kali lipat yang akan kita menjadi pergerakan wisatawan nusantara. Kami targetkan total 200—250 juta pergerakan wisatawan nusantara saat libur Nataru," ujar Sandiaga di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (19/12/2023).

Sandiaga mengatakan, Pemerintah saat ini terus memantau kasus Covid-19 yang mulai naik. Salah satunya dengan meningkatkan kewaspadaan dan keselamatan dalam perjalanan di tengah arus mudik ini melalui protokol kesehatan dan juga vaksinasi.

"Kami memantau secara penuh kewaspadaan, lengkapi vaksin sesuai dengan anjuran dan edaran dari Kementerian Kesehatan dan memakai masker," ujarnya.

Sandiaga melanjutkan, upaya lainnya yang diterapkan ialah memberlakukan protokol Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (kelestarian lingkungan) atau CHSE di tempat-tempat wisata.

Selain penerapan CHSE, setiap Kementerian/Lembaga (K/L) dan dinas akan terus berkoordinasi secara masif dalam memberikan sosialisasi dan edukasi agar semua masyarakat mematuhi dan waspada terhadap peningkatan kasus Covid-19.

“Terpenting berwisata di Indonesia saja, karena level Covid-19 di Indonesia masih terkendali, tetapi di luar negeri sudah memasuki tahap yang cukup tinggi,” ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement