Selasa 26 Dec 2023 06:25 WIB

Termakan Omongan Sendiri, PM Israel Akui Perang di Gaza akan Memakan Waktu Lama

Netanyahu mengakui negaranya menanggung konsekuensi berat akibat melawan Hamas.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, pertempuran di Jalur Gaza masih jauh dari usai. (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/MENAHEM KAHANA
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, pertempuran di Jalur Gaza masih jauh dari usai. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, pertempuran di Jalur Gaza masih jauh dari kata usai. Padahal sebelumnya, Netanyahu sempat menyatakan perang di Gaza sudah memasuki fase akhir, mengisyaratkan kekalahan kelompok Hamas.

Saat berbicara di hadapan para anggota parlemen Israel dari partainya, yakni Partai Likud, Netanyahu menyampaikan pasukan Israel akan terus berperang di Gaza. “Kami tidak akan berhenti. Kami terus berjuang, dan kami akan mengintensifkan pertempuran dalam beberapa hari mendatang, dan pertempuran akan memakan waktu lama dan belum akan selesai,” ujar Netanyahu, Senin (25/12/2023).

Baca Juga

Sehari sebelumnya, Netanyahu mengakui negaranya menanggung konsekuensi berat akibat pertempuran melawan Hamas di Jalur Gaza. “Perang ini menimbulkan konsekuensi yang sangat berat bagi kita. Tapi kita tidak punya pilihan selain terus berjuang,” kata Netanyahu dalam rapat kabinet membahas perang Gaza, Ahad (24/12/2023), dikutip laman Anadolu Agency.

Pada Ahad lalu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan dalam 24 jam terakhir, sebanyak 14 tentara mereka tewas dalam konfrontasi dengan kelompok perjuangan Palestina di Gaza. “Ini adalah pagi yang sulit, setelah hari yang sangat sulit dalam pertempuran di Gaza,” ucap Netanyahu.

Menurut IDF, sebanyak 486 tentara mereka telah tewas sejak pertempuran di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023. Kendati demikian, dalam rapat kabinet pada Ahad lalu, Netanyahu menegaskan tidak akan menghentikan perang di Gaza. “Kita melanjutkan dengan kekuatan penuh hingga akhir, hingga kemenangan, hingga kita mencapai semua tujuan kita: penghancuran Hamas, kembalinya para sandera kita, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi negara Israel,” kata Netanyahu kepada para menterinya. 

Sebelumnya Netanyahu sudah sempat sesumbar bahwa perang di Gaza sudah memasuki fase akhir. “Perang masih berlangsung, tapi ini adalah awal dari berakhirnya Hamas. Saya katakan kepada teroris Hamas: Ini sudah berakhir,” kata Netanyahu pada 10 Desember 2023 lalu, dikutip laman Al Arabiya.

Netanyahu kemudian membuat pernyataan retorik dengan meminta para anggota Hamas agar jangan bersedia terbunuh hanya untuk pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar. “Jangan mati demi Sinwar. Menyerahlah sekarang,” ujarnya.

Kala itu, Netanyahu mengklaim bahwa dalam beberapa hari terakhir, puluhan anggota Hamas telah menyerah kepada IDF. Namun IDF belum memberikan bukti apa pun terkait klaim tersebut. Hamas pun telah membantah pernyataan Netanyahu.

Sedikitnya 20.600 penduduk Gaza telah terbunuh sejak Israel memulai agresinya pada 7 Oktober 2023. Sementara korban luka melampaui 54 ribu orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement