Ahad 31 Dec 2023 10:02 WIB

Todung: Satu Relawan Ganjar-Mahfud di Klaten Meninggal Akibat Pendukung Paslon Lain

Empat relawan Ganjar dihajar di depan Markas Yonif 408/Raider Boyolali, Sabtu.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Erik Purnama Putra
Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis (tengah).
Foto: Republika.co.id
Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis menyebut, adanya satu relawan pendukung pasangan nomor urut 3 yang meninggal. Relawan tersebut meninggal karena mengalami kekerasan oleh pendukung pasangan calon lain di Klaten, Jawa Tengah pada 24 Desember 2023.

"Yang meninggal dunia ini adalah relawan pendukung Ganjar-Mahfud yang diduga mengalami kekerasan dan brutalitas oleh oknum pasangan calon yang lain," ujar Todung di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (30/12/2023) malam WIB.

Baca Juga

Selain itu, pada Sabtu siang WIB, ia mendapatkan laporan ada empat relawan Ganjar-Mahfud mengalami luka berat akibat kekerasan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kekerasan tersebut berasal dari oknum anggota TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) 408/Raider yang berada di bawah komando Kodam IV/Diponegoro.

"Kalau itu benar, kami ingin minta kepada Panglima TNI (Jenderal Agus Subiyanto) untuk mengambil tindakan yang tegas dan mempertanggungjawabkan secara hukum mereka yang melakukan kekerasan," ujar Todung.

Dia menegaskan, aksi kekerasan tersebut tidak dapat dibenarkan, karena masyarakat menginginkan pemilihan umum yang damai dan tertib. Semua tindakan kekerasan yang dilakukan itu jelas melanggar hukum.

TPN Ganjar-Mahfud juga meminta agar personel TNI dan kepolisian melakukan investigasi lebih lanjut terhadap kasus kekerasan tersebut. Pasalnya, satu orang meninggal dunia akibat tindakan kekerasan dari pendukung pasangan calon lain.

"Kami sangat prihatin, dan sangat sedih, dan tidak bisa membayangkan. Apakah kita akan punya pemilu dan pilpres yang damai kalau keadaan semacam ini terus berlanjut apalagi bereskalasi? Jadi ini tidak bisa dibiarkan," ujar Todung.

Inisiator Pejuang PPP dipecat...

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement