REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea, Utara Kim Jong Un, menyatakan 2024 akan menjadi tahun penting untuk persiapan perang. Kim juga menyebut aksi konfrontatif Amerika Serikat (AS) serta Korea Selatan menjadi biang keladi meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.
Kim menyampaikan hal itu saat berbicara singkat dengan dengan para komandan militer pada Ahad (31/1/2023), menurut kantor berita Korea Utara, KCNA. Dalam pertemuan yang berlangsung di markas besar Partai Buruh Korea yang berkuasa negeri itu, Kim mengingatkan para komandan militer bahwa Semenanjung Korea kian di ambang konflik bersenjata, tulis KCNA pada Senin (1/1/2024).
Kim memperingatkan, jika ada negara yang menyerang atau memprovokasi Korea Utara, maka militer Korea Utara akan membalas dengan kekuatan penuh untuk memusnahkan siapa pun yang menyerang negara ini. Dalam rapat penting dengan partai penguasa yang diadakan saat itu, Kim menyatakan hubungan antar-Korea telah berubah total menjadi hubungan antara dua negara bermusuhan karena Seoul kini menganggap Pyongyang "musuh utama".
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dalam pidato tahun baru menegaskan kembali tekad meningkatkan pertahanan negaranya di bawah payung nuklir AS, guna melindungi Korea Selatan dari ancaman nuklir dan rudal Korea Utara. Di sisi lain, pada Senin (1/1/2024), Kim Jong Un dan Presiden China Xi Jinping bertukar pesan tahun baru.
Kedua pemimpin berjanji memperkuat hubungan bilateral kedua negara yang tahun ini tepat 75 tahun usia hubungan diplomatik antara Korea Utara dan Cina. Dalam pesannya, Kim menyatakan kesediaannya dalam lebih mendorong pertukaran dan kunjungan bilateral “di segala bidang, termasuk politik, ekonomi dan budaya,”.
Sedangkan Xi menyatakan Beijing bersedia membuka “babak baru” dalam persahabatan kedua negara. Xi mengatakan Beijing akan kian menguatkan kepercayaan strategis, dan mendorong pertukaran serta kerja sama dengan Pyongyang.
Langkah itu ditempuh guna mendorong hubungan bilateral yang maju dan mencapai perkembangan yang lebih besar seiring dengan perkembangan zaman, pungkas KCNA.