REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Hampir seluruh umat manusia di bumi ini merayakan malam pergantian tahun baru. Mereka mengekspresikannya dengan berbagai cara dan bentuk. Namun, kebanyakan dari mereka merayakannya dengan pesta-pesta, seperti menonton konser dan menyalakan kembang api.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis), Ustaz Jeje Zaenudin, mengatakan Islam sejatinya tidak mengajarkan merayakan pergantian tahun dengan perayaan apa pun kecuali dengan ibadah. Ia mencontohkan pada perayaaan Idul Fitri dan Idul Adha umat Islam melakukan takbir dan shalat.
"Setiap waktu berganti: baik hari, bulan hingga tahun, setiap Muslim wajib berniat sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas dirinya dengan lebih baik," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (1/1/2024).
Menurut Ustaz Jeje, umat Islam harus lebih baik di bidang akidah, muamalah, ibadah, dan akhlak di tahun baru. Ia menganjurkan agar menjadikan tahun baru lebih berkualitas dari sebelumnya.
Ustaz Jeje menilai pergantian tahun sejatinya tidak ada bedanya dengan pergantian hari, pekan maupun bulan. Menurut dia, yang membedakan hanya tenggat dan rentang waktunya. Karena itu tidak ada yang sangar istimewa dari pergantian tahun.
"Islam mengajarkan bahwa waktu amat sangat berharga. Manusia semua akan rugi jika tidak mengisi waktu dengan iman, amal saleh dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran," katanya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis juga memberikan pesan kepada umat Islam agar tahun baru lebih baik. Sebab menurutnya saat ini godaan maksiat kian tidak terbendung, khususnya terhadap anak muda.
"Banyak bersama keluarga dan bergaul dengan orang baik," kata Kiai Cholil kepada Republika.co.id.