Ahad 07 Jan 2024 09:11 WIB

Perkara yang Semestinya Dikhawatirkan Manusia di Kehidupan Dunia 

Manusia akan mempertanggungjawabkan amalannya di akhirat

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi menahan hawa nafsu. Manusia akan mempertanggungjawabkan amalannya di akhirat
Foto: EPA-EFE/FAROOQ KHAN
Ilustrasi menahan hawa nafsu. Manusia akan mempertanggungjawabkan amalannya di akhirat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam mengingatkan hal yang harus sangat dikhawatirkan manusia. 

Menurutnya, bukan ketidakpastian jalan yang perlu dikhawatirkan manusia, tapi yang harus sangat dikhawatirkan manusia adalah hawa nafsu ketika telah menguasai diri. 

Baca Juga

لا يخاف عليك أن تلتبس الطرق عليك وانما يخاف عليك من غلبة الهوى عليك

"Bukan ketidakjelasan jalan yang perlu kamu khawatirkan, tapi yang perlu kamu khawatirkan adalah jika hawa nafsu menguasai diri kamu." (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari, Al-Hikam) 

Sebagai seorang makhluk yang dikaruniai akal, kamu tentu bisa membedakan antara jalan kebaikan dan kebu¬rukan. Masalah ini sama sekali tidak perlu dikhawatirkan dan dirisaukan.  

Dengan sendirinya, kamu bisa mengenal jalan kebaikan dengan segenap tanda-tanda dan ajarannya. Sebaliknya, kamu mampu mengenal jalan keburukan dengan sendirinya, karena tanda-tandanya sudah ada. 

Hanya saja, terkadang jiwa kamu dikuasai oleh hawa nafsu. Sehingga, kamu menapaki jalan keburukan dan menjauhi jalan kebenaran. Hal ini sebagaimana dijelaskan Penyusun dan Penerjemah Al-Hikam, D A Pakih Sati Lc dalam buku Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya yang diterbitkan penerbit Noktah tahun 2017. 

Hati kecil kamu tidak akan pernah berbohong. Fitrah hati kecil selalu mengikuti kebenaran. Misalnya, kamu adalah seorang pejabat negara. 

Ketika kamu dihadapkan dengan setumpuk uang korupsi, dan pada waktu bersamaan kamu sedang membutuhkan dana yang banyak untuk pengobatan keluarga kamu, maka apakah yang kamu lakukan? 

Hati kecil kamu akan menunjukkan jalan kebenaran bahwa korupsi itu haram dan tidak boleh dilakukan. Sebaliknya, hawa nafsu kamu justru menggoda kamu untuk mengambilnya. Di sinilah peran keimanan akan diuji, apakah keimanan kamu mampu melawannya atau tidak? 

Baca juga: Suka Bangun Malam Hari Kemudian Ingin Tidur Lagi, Baca Doa Rasulullah SAW Ini

Sementara, terjemah kitab Al-Hikam oleh Ustadz Bahreisy menambah penjelasan perkataan Syekh Athaillah. Jalan untuk menuju kepada Tuhan sudah jelas, cukup tuntunan dari Alquran dan sunnah Rasulullah SAW.

Jika kamu berbuat taat kepada Allah SWT, hendaknya kamu merasa itu sebagai karunia Allah SWT. Jika berbuat dosa segara membaca Istigfar dan bertobat. Jika menerima nikmat harus bersyukur. Jika menderita harus sabar.  

Tapi yang pantas kamu khawatirkan adalah berkuasanya nafsu atas kamu (kamu dikuasai hawa nafsu) sehingga kamu lupa terhadap Allah SWT dan tidak lagi mengenal yang diajarkan Allah SWT lewat Rasul-Nya. 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.

(QS. At-Taubah ayat 36)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement