Senin 08 Jan 2024 05:14 WIB

Apakah Baca Alquran tak Boleh Ada yang Salah Sama Sekali? Begini Penjelasannya

Setiap Muslim dianjurkan memperbanyak baca Alquran.

Sejumlah anak tuna rungu belajar mengaji dengan menggunakan bahasa isyarat di Masjid Al Azhom, Tangerang, Banten, Selasa (3/10/2023). Mereka belajar mengaji dengan menggunakan Mushaf Alquran isyarat dan nantinya diharapkan mampu membaca Alquran dengan lancar.
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Sejumlah anak tuna rungu belajar mengaji dengan menggunakan bahasa isyarat di Masjid Al Azhom, Tangerang, Banten, Selasa (3/10/2023). Mereka belajar mengaji dengan menggunakan Mushaf Alquran isyarat dan nantinya diharapkan mampu membaca Alquran dengan lancar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap Muslim yang menjalankan syariat dengan benar pasti termotivasi membaca Alquran. Sebab ibadah satu ini diyakini sebagai jalan mendapatkan pertolongan pada saat yang berat nanti, yaitu kiamat atau hari akhir.

Nabi Muhammad bersabda:

Baca Juga

 

 

 

(عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِقْرَؤُوْا القُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ . (رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah SAAW bersabda, “Bacalah Alquran karena pada hari kiamat, ia akan datang sebagai syafaat untuk para pembacanya.” (HR Muslim).

Membaca Alquran merupakan salah satu ibadah yang bisa dilakukan umat Muslim. Konon, ketika kita memutuskan untuk membaca Alquran, kita akan menuai banyak kebaikan dan pahala yang didapat dari setiap hurufnya. Sebagaimana hadis berikut, yang artinya: 

“Siapa yang membaca satu huruf dari kitabullah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan Alif Laam Miin itu satu huruf, tetapi Alif itu satu huruf dan Laam itu satu huruf dan Miim itu satu huruf.” (HR at-Tirmidzi /2327) 

Namun, bagaimana jika kita belum mahir betul dalam membaca Alquran? Penerapan tartil, pelafalan huruf dan makhraj pun masih belum benar. Bagaimana menyikapi hal tersebut? Berikut penjelasan dari Ahmad Sarwat, Lc MA dalam bukunya Salah Paham Alquran: 

Kita tampaknya lebih sering mendengar adanya perintah membaca Alquran secara sempurna, tartil dan sesuai dengan makharij huruf dan sifatnya. Dan benar bahwa ada ayat yang memerintahkan untuk itu, yaitu :

وَرَتِّلِ ٱلْقُرْءَانَ تَرْتِيلًا

Wa rattilil-qur`āna tartīlā

 

“Dan bacalah Alquran itu dengan tartil.” (QS al-Muzzammil : 4) 

Banyak ulama menjelaskan maksud perintah menartilkan Alquran adalah membaca Alquran berdasarkan tata cara orang Arab, yaitu dengan melafalkan huruf-huruf Alquran sesuai dari tempat keluar yang semestinya atau sesuai makharijul huruf. Juga sesuai dengan sifat-sifatnya, termasuk tajwid dan hukum-hukum bacaan yang berlaku.  

Ayat ini kemudian sering ditafsirkan seakan menutup kesempatan orang yang non-Arab untuk masuk surga. Dari miliaran penduduk Muslim di muka bumi ini, hanya kurang lebih 300 jutaan saja yang menggunakan bahasa Arab. Selebihnya, ada 1.300 juta sisanya yang tidak akan masuk surga, lantaran tidak benar bacaan al-Fatihahnya. 

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement