Selasa 09 Jan 2024 17:25 WIB

Istighfar dan Doa yang Diajarkan Ali Bin Abu Thalib ke Orang Arab Badui

Arab Badui itu mengadu tentang beratnya biaya hidup.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 Istighfar dan Doa yang Diajarkan Ali bin Abu Thalib ke Orang Arab Badui. Foto:  Sahabat Nabi (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Istighfar dan Doa yang Diajarkan Ali bin Abu Thalib ke Orang Arab Badui. Foto: Sahabat Nabi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ali bin Hammam berkata, "Suatu ketika, seorang Arab badui datang mengadu kepada Amirul

Mukminin, Ali bin Abu Thalib. Arab badui itu mengadu tentang beratnya biaya hidup yang harus dipikulnya, sempit keadaannya, dan banyak anaknya."

Baca Juga

Kemudian Ali bin Abu Thalib sebagai Amirul Mukminin menganjurkan kepada orang Arab Badui itu untuk selalu beristighfar. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ

. . . . . . Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. (QS Nuh ayat 10).

Beberapa hari kemudian orang Arab badui tersebut kembali menghadap Ali bin Abu Thalib. Orang Arab badui itu berkata, "Wahai Amirul Mukminin, sungguh aku telah banyak beristighfar, akan tetapi aku tidak mendapatkan jalan keluar dari permasalahan yang aku hadapi."

Ali bin Abu Thalib menjawab, "Mungkin kamu belum sungguh-sungguh dalam beristighfar." Orang Arab badui itu berkata, "Ajarilah aku."

Ali bin Abu Thalib berkata, "Ikhlaskan niatmu, taati Tuhanmu, dan ucapkanlah doa: Ya Allah, aku memohon ampunan kepada-Mu dan segala macam dosa, di mana atas ampunan itu tubuhku menjadi kuat dengan keselamatan-Mu atau ampunan itu dapat aku raih dengan tanganku melalui keutamaan nikmat-Mu, atau Engkau sampaikan tanganku kepadanya dengan limpahan rezeki-Mu, atau aku bersandar di dalamnya kepada-Mu, di saat aku takut darinya, atau aku menjadi yakin dengannya karena kelembutan-Mu, atau aku menjadi lemah di dalamnya dengan kebesaran ampunan-Mu."

"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ampunan dari segala perbuatan dosa, di mana dengan perbuatan dosa itu aku telah mengkhianati amanah yang diberikan kepadaku, atau mengotori jiwaku, atau mendahulukan kenikmatanku, atau mengutamakan syahwatku, atau aku telah mengajak orang lain kepada perbuatan dosa itu, atau aku menginginkan orang-orang yang mengikutiku juga melakukan perbuatan dosa itu, atau aku menjadi sombong dengan perbuatan dosa itu karena kedudukanku, atau menjadi angkuh terhadap-Mu Ya Allah, karena perbuatan dosa itu, akan tetapi Engkau tidak menghukumku atas perbuatanku, padahal Engkau sangat membenci perbuatan maksiat yang aku lakukan, sebaliknya ilmu-Mu telah lebih dahulu memilihku, menggunakanku, menginginkanku, dan kepedulianku, maka Engkau pun membebankan syariat-Mu kepadaku, Engkau tidak memaksaku untuk melaksanakannya, dan tidak membebaniku dengan kekerasan, sedikitpun Engkau tidak menzalimi aku."

"Wahai Dzat Yang Maha Pengasih, wahai sahabatku ketika aku dalam kesulitan, wahai pelipurku ketika aku dalam kesendirian, wahai Dzat yang menjagaku ketika aku dalam keterasingan, wahai waliku dalam kenikmatan, wahai Dzat Yang menghilangkan kesusahan dariku, wahai Dzat Yang mendengar doa-doaku, wahai Dzat Yang mengasihi kematianku, wahai Dzat Yang menyedikitkan ketergelinciranku, wahai Tuhanku yang sesungguhnya, wahai bentengku yang kokoh, wahai tempat memohonku ketika dalam kesempitan, wahai Waliku Yang Pengasih, wahai Tuhan Baitul 'Atig (Kabah), keluarkanlah aku dari jalan yang sempit ke jalan yang luas, berikanlah kepadaku jalan keluar dari sisi-Mu yang dekat lagi pasti, hilangkanlah dariku segala kesusahan dan kesempitan, dan jagalah aku dari perkara-perkara yang aku mampu untuk memikulnya dan perkara-perkara yang aku tidak mampu untuk memikulnya."

"Ya Allah, ya Tuhanku, jauhkanlah dariku segala kegundahan dan penderitaan, keluarkanlah aku dari segala kekalutan dan kesedihan, Wahai Dzat Yang dapat menghilangkan segala kegundahan, wahai Dzat Yang dapat membuka segala kekalutan, wahai Dzat yang menurunkan hujan, wahai Dzat Yang mengabulkan doa orang-orang yang dalam kesempitan, wahai Dzat Yang menyayangi dunia dan akhirat serta mengasihi keduanya, sampaikanlah shalawat-Mu kepada sebaik-baik hamba-Mu, Muhammad Nabi-Mu, dan kepada keluarganya yang baik lagi suci, lapangkanlah aku dari berbagai macam perkara yang menyempitkan dadaku, yang menghilangkan kesabaranku, yang mengurangi kecerdikanku, dan yang melemahkan kekuatanku, wahai Dzat yang menghilangkan segala bahaya dan petaka, wahai Dzat yang mengetahui segala rahasia dan perkara-perkara yang tersembunyi, wahai Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, aku serahkan segala urusanku kepada-Mu Ya Allah."

"Sesungguhnya Engkau Maha Melihat setiap perbuatan hamba-Mu. Tiadalah taufik bagiku kecuali dengan Engkau, kepada-Mu aku bertawakal, dan Engkaulah Tuhan singgasana yang agung."

Orang Arab badui itu berkata, "Semenjak itu aku pun senantiasa beristighfar dengan doa tersebut, sehingga Allah SWT menghilangkan segala kegundahan dan kesempitan dariku, melapangkan rezekiku, dan menghilangkan segala bencana dariku."

Kisah tersebut disampaikan dalam kitab Al Faraj Bada Asy Syiddah karangan At Tanukhi. Dilansir dari buku 101 Kisah Orang-Orang Yang Dikabulkan Doanya ditulis Majdi Fathi As Sayyid kemudian diterjemahkan Ustadz Abdul Somad, diterbitkan Pustaka Azzam, 2018.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement