Sabtu 13 Jan 2024 15:01 WIB

Rusia Tuduh AS Sebarkan Bara Konflik Gaza ke Kawasan

AS dan Inggris melancarkan serangan udara ke beberapa wilayah di Yaman.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Pesawat RAF Typhoon lepas landas dari RAF Akrotiri di Siprus untuk misi menyerang sasaran di Yaman Kamis (11/1/2024)
Foto: Sgt Lee Goddard, UK Ministry of Defence via A
Pesawat RAF Typhoon lepas landas dari RAF Akrotiri di Siprus untuk misi menyerang sasaran di Yaman Kamis (11/1/2024)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya menuduh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya telah menyebarkan konflik di Jalur Gaza ke kawasan. Hal itu disampaikan setelah AS dan Inggris meluncurkan serangan ke Yaman dengan menargetkan fasilitas-fasilitas milik Houthi.

“Eskalasi di Gaza telah berlangsung selama 100 hari, dan tidak ada satu pun tanda akan mereda. Terlebih lagi, AS dan sekutunya secara pribadi berkontribusi terhadap dampak limpahan konflik dan penyebarannya ke seluruh wilayah, dengan menyerang rakyat Yaman kemarin yang melanggar Pasal 2 Piagam PBB,” kata Nebenzya saat berbicara dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas serangan ke Yaman, Jumat (12/1/2024), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Baca Juga

Nebenzya juga menuduh AS dan Inggris melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB tentang keselamatan navigasi di Laut Merah yang diadopsi pekan ini. “Karena (resolusi) langsung dilanggar,” ujar Nebenzya ketika ditanya mengapa Rusia meminta Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat.

Pada Kamis (11/1/2024) malam lalu, AS dan Inggris melancarkan serangan udara ke beberapa wilayah di Yaman, termasuk ibu kota Sanaa. Mereka membidik fasilitas-fasilitas milik kelompok Houthi. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengungkapkan, dalam serangan tersebut militer negaranya menargetkan fasilitas yang terkait dengan kendaraan udara tak berawak atau drone, rudal balistik dan jelajah, serta kemampuan radar pesisir dan pengawasan udara milik Houthi. 

“AS mempertahankan haknya untuk membela diri dan, jika perlu, kami akan mengambil tindakan lanjutan untuk melindungi pasukan AS,” kata Austin.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan, negaranya meluncurkan serangan ke Yaman karena kelompok Houthi yang berbasis di negara tersebut telah membahayakan personel AS, perdagangan, dan mengancam kebebasan navigasi di Laut Merah. Dia menekankan, AS tidak akan ragu mengambil langkah lebih lanjut untuk melindungi kepentingannya.

“Serangan (ke Yaman) ini merupakan respons langsung terhadap serangan-serangan Houthi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kapal maritim internasional di Laut Merah, termasuk penggunaan rudal balistik anti-kapal untuk pertama kalinya dalam sejarah,” kata Biden dalam sebuah pernyataan yang dirilis Gedung Putih, Jumat lalu.

“Serangan-serangan ini telah membahayakan personel AS, pelaut sipil, dan mitra kami, membahayakan perdagangan, dan mengancam kebebasan navigasi,” tambah Biden.

Dia mengungkapkan, serangan ke sejumlah titik di Yaman yang menargetkan fasilitas Houthi dilakukan AS dan Inggris, dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, serta Belanda. Biden menegaskan, dia tidak akan ragu mengambil langkah lebih lanjut terhadap Houthi.

Dewan Keamanan PBB telah mengadopsi....

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement