REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO --Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, membidik sebanyak 292.041 orang anak untuk mendapatkan imunisasi polio di kabupaten setempat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Fenny Apridawati Senin, mengatakan sasaran anak yang akan mendapatkan imunisasi polio di tahun 2024 ini adalah sebanyak 292.041 orang anak yang tersebar di sekolah, puskesmas, posyandu, dan PAUD.
"Dari jumlah sasaran tersebut, kami menggerakkan 483 orang bidan, 489 perawat, dan 12.633 kader kesehatan yang ada di Kabupaten Sidoarjo dan jumlah pos imunisasi adalah sebanyak 3.988 pos. Dengan harapan cakupan akan mencapai 95 persen atau lebih dan hanya dua putaran saja," ujarnya di sela kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat "Sub-PIN Polio" 2 tetes manis untuk cegah polio di MINU KH. Mukmin Sidoarjo, Senin.
Ia mengatakan sub-PIN Polio merupakan upaya dalam mencegah terjadinya kejadian luar biasa (KLB) dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I misalnya tuberkulosis, difteri, pertusis, polio, campak, dan rubella).
Sub-PIN di Kabupaten Sidoarjo akan dilaksanakan dua putaran yang pertama pada tanggal 15-21 Januari 2024 dan kedua pada 19-25 Februari 2024 berjarak minimal satu bulan setiap putaran," paparnya.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali intensifkan upaya pemberian vaksin polio melalui program Sub-PIN (Pekan Imunisasi Nasional) Polio. Langkah ini diambil guna memastikan perlindungan kesehatan generasi penerus khususnya anak-anak pada usia 0-7 (7 tahun 11 bulan 29 hari) pada pencegahan penyakit polio.
"Saya minta seluruh jajaran perangkat daerah terkait untuk mendorong agar semua anak di Kabupaten Sidoarjo mulai dari usia 0-7 tahun mendapatkan imunisasi novel Oral Polio Vaccine type 2 (nOPV2) tanpa memandang status imunisasi sebelumnya, dapat menghentikan penularan virus di Kabupaten Sidoarjo," ucapnya.
Bupati yang akrab dipanggil Gus Muhdlor itu, juga meminta seluruh komponen khususnya orang tua dan guru yang tergabung dalam Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI), Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI) serta Ikatan Guru Raudlotul Athfal (IGRA) yang ada di Kabupaten Sidoarjo bergerak bersama menyukseskan Sub-PIN Polio tahun 2024.
"Pelaksanaan Sub-PIN Polio ini akan dapat terlaksana dengan baik jika komponen guru pendidik di Kabupaten Sidoarjo ikut berperan serta, kurang lebih sebanyak 2.000 orang guru pendidik di Kabupaten Sidoarjo bersama-sama menyosialisasikan kepada orang tua pentingnya pencegahan penyakit Polio," ucapnya.
Ia juga berharap Kabupaten Sidoarjo menuntaskan dengan baik program Sub-PIN Polio ini hanya cukup dua periode saja dengan mencapai cakupan standar yaitu 95 persen.
"Saya harap kita bisa mencapai sasaran cakupan sesuai standar Kemenkes yaitu sebesar 95 persen anak yang akan diberikan imunisasi polio di tahun 2024 ini," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu mengapresiasi kinerja dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo atas rutinnya melaporkan surveilans penyakit sehingga dapat dengan cepat ditemukan dan ditangani dengan baik jika masuk pada KLB.
"Saya apresiasi surveilans Kabupaten Sidoarjo ini baik, sehingga kami dari Pemerintah pusat dapat terus memantau dan segera melakukan tindakan sesuai prosedur jika terdapat penyakit masuk pada KLB," ujarnya.
Maxi juga menambahkan meskipun Indonesia telah mengantongi sertifikat bebas polio bukan berarti imunisasi akan hilang.
"Saya mohon bantuannya dan dukungan seluruh oragnisasi perangkat daerah (OPD) di Kabupaten Sidoarjo maupun peran Ibu-ibu PKK desa, kecamatan, kabupaten untuk bergerak bersama demi masa depan anak-anak agar terbebas dari penyakit polio," tuturnya.