REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan alokasi subsidi energi pada 2024 sebesar Rp 186,9 triliun, yang terdiri atas subsidi BBM dan elpiji Rp 113,3 triliun serta listrik Rp 73,6 triliun.
"Tahun 2024, targetnya untuk BBM dan elpiji Rp 113,3 triliun. Kita lihat jumlahnya meningkat tentu saja, kita mengantisipasi harga bahan baku minyak mentahnya, juga demand yang cukup meningkat. Kita juga melihat listrik meningkat jadi Rp 73,6 triliun, total subsidi ini Rp 186,9 triliun," ucap Menteri ESDM Arifin Tasrif saat konferensi pers "Capaian Sektor ESDM Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024" di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (16/1/2024).
Pemerintah mempertimbangkan untuk tetap mempertahankan subsidi energi untuk menjaga daya beli masyarakat. "Sebagaimana kita ketahui bahwa untuk dalam negeri kita harus menyiapkan paket subsidi energi untuk para masyarakat, subsidi energi ini tetap dipertahankan," kata dia.
Sementara pada 2023, realisasi subsidi energi 2023 sebesar Rp 159,6 triliun terdiri atas subsidi BBM dan elpiji sebesar Rp 95,6 triliun serta subsidi listrik sebesar Rp 64 triliun atau lebih tinggi dari target sebesar Rp 145,3 triliun terdiri atas subsidi BBM dan elpiji Rp74,8 triliun dan subsidi listrik Rp 70,5 triliun.
Arifin pun menekankan pentingnya upaya bersama dalam mengoptimalkan kebijakan subsidi, dengan fokus pada penerimaan positif dari masyarakat dan efisiensi alokasi demi mencapai target subsidi yang lebih optimal. "Harus ada upaya-upaya bagi kita semua, terutama kebijakan-kebijakan pemerintah bagaimana kita bisa mengoptimalkan subsidi ini diterima dengan baik oleh masyarakat, tetapi juga kita lebih efisien, sehingga kita juga bisa mengoptimalkan alokasi subsidi ini tidak sebesar yang ditargetkan," kata dia.
Ia juga mengharapkan adanya perubahan-perubahan keadaan global yang bisa memberikan dampak positif untuk penghematan subsidi energi di dalam negeri.