REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak mungkin mengira mengambil sesendok tanah dari batuan luar angkasa yang mengorbit dan kemudian mengirimkannya kembali ke Bumi akan menjadi bagian paling rumit dari misi pengumpulan sampel asteroid. Namun tantangan sebenarnya adalah membuka wadah sampel tersebut setelah sampel tersebut kembali ke rumah.
Dilansir Engadget, Senin (15/1/2024), dibutuhkan waktu lebih dari tiga bulan, namun NASA mengatakan mereka akhirnya berhasil melepaskan dua pengencang yang menghalanginya mengakses sebagian besar material yang dikumpulkan dari asteroid Bennu oleh pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx miliknya. OSIRIS-REx mengirimkan sampelnya pada 24 September sebelum berangkat untuk mempelajari asteroid lain, Apophis.
Meskipun NASA pada awalnya mampu mengumpulkan beberapa ons material asteroid yang ditemukan di bagian luar Touch-and-Go-Sample Acquisition Mechanism (TAGSAM), isi di dalamnya tetap terkunci karena masalah pada dua dari 35 pengencang yang menjaga wadah tetap tertutup.
TAGSAM ditempatkan di glovebox khusus untuk mencegah sampel terkontaminasi, dan hanya alat tertentu yang disetujui untuk digunakan dengannya. Tidak ada alat yang berfungsi untuk melepaskan pengencang yang membandel dari kepala TAGSAM, sehingga tim harus mengembangkan yang baru.
“Selain tantangan desain yang terbatas pada bahan-bahan yang disetujui kurasi untuk melindungi nilai ilmiah sampel asteroid, alat-alat baru ini juga perlu berfungsi di dalam ruang glovebox yang sangat terbatas, sehingga membatasi tinggi, berat, dan potensi pergerakan busur," kata Dr. Nicole Lunning, kurator OSIRIS-REx.
Sekarang setelah kepala TAGSAM dibebaskan, tim dapat melanjutkan pembongkaran kontainer. Ini artinya kita akan segera dapat melihat apa yang ada di dalamnya. Penilaian awal NASA terhadap debu dan batu dari luar TAGSAM menemukan bukti adanya karbon dan air.