Rabu 17 Jan 2024 17:00 WIB

Ayat Alquran yang Dibaca Abdullah Bin Masud Ini Membuat Air Mata Rasulullah SAW Menetes

Alquran adalah kitab suci Allah SWT yang sangat istimewa

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Alquran (ilustrasi). Alquran adalah kitab suci Allah SWT yang sangat istimewa
Foto: ANTARA
Alquran (ilustrasi). Alquran adalah kitab suci Allah SWT yang sangat istimewa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lantunan ayat Alquran akan maresep ke hati pendengarnya. Inilah keutamaan Alquran, bahhkan Rasulullah SAW kerap menangis mendengar ayat Alquran yang dibaca para sahabat. 

Diriwayatkan bahwa pada suatu malam, Nabi Muhammad SAW mendengarkan Abu Musa Al Asy'ari membaca Alquran sampai larut malam. Ketika Rasulullah SAW pulang dan sampai di rumah, Nabi Muhammad SAW ditanya Aisyah radiyallahu anha, apa sebabnya pulang sampai larut malam.  

Baca Juga

Rasulullah SAW menjawab bahwa beliau terpikat kemerduan suara Abu Musa Al Asy'ari membaca Alquran, seperti merdunya suara Nabi Daud alaihissalam. 

Dalam riwayat, banyak sekali diceritakan, betapa pengaruh bacaan Alquran pada masa Rasulullah SAW terhadap hati orang-orang kafir.

Setelah mereka mendengarkan bacaan Alquran, tidak sedikit hati yang pada mulanya keras dan marah kepada Nabi Muhammad SAW serta pengikut-pengikutnya, berbalik menjadi lunak dan mau mengikuti ajaran Islam yang disampaikan Nabi Muhammad SAW. 

Rasulullah SAW sendiri sangat gemar mendengarkan bacaan Alquran dari orang lain. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan bahwa Abdullah Ibnu Mas'ud menceritakan sebagai berikut. 

Rasulullah SAW berkata kepada Ibnu Mas'ud, "Hai Ibnu Mas'ud, bacakanlah Alquran untukku."  

Ibnu Mas'ud menjawab, "Apakah aku juga yang membacakan Alquran untukmu, ya Rasulullah, padahal Alquran itu diturunkan Tuhan kepadamu?"  

Rasulullah menjawab, "Aku senang mendengarkan bacaan Alquran itu dari orang lain." 

Kemudian Ibnu Mas'ud membacakan beberapa ayat dari Surat An-Nisa. Maka ketika bacaan Ibnu Mas'ud itu sampai kepada ayat 41. 

فَكَيْفَ اِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ اُمَّةٍۢ بِشَهِيْدٍ وَّجِئْنَا بِكَ عَلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ شَهِيْدًاۗ 

Fa kaifa iżā ji'nā min kulli ummatim bisyahīdiw wa ji'nā bika ‘alā hā'ulā'i syahīdā(n). 

Bagaimanakah (keadaan manusia kelak pada hari Kiamat) jika Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari setiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Nabi Muhammad) sebagai saksi atas mereka? (QS An-Nisa ayat 41) 

Ayat itu sangat mengharukan hati Rasulullah, lalu beliau berkata, "Cukuplah sekian saja, ya Ibnu Mas'ud."  

Ibnu Mas'ud melihat Rasulullah meneteskan air matanya serta menundukkan kepalanya. (HR Imam Bukhari).  

Baca juga: Golongan yang Gemar Membaca Alquran, Tetapi Justru tidak Mendapat Syafaatnya

Mengenai makna an-Nisa ayat 21 ini, Tafsir Kementerian Agama RI menjelaskan bahwa  ayat ini menggambarkan bagaimana keadaan manusia di akhirat nanti. Allah Mahapengasih tidak akan merugikan hamba-Nya yang mengerjakan kebaikan walaupun sedikit, tapi akan diberi pahala yang berlipat ganda atas kebaikannya itu.  

Digambarkan juga bagaimana keadaan manusia nanti kalau mereka berhadapan dengan saksi-saksi mereka, dengan Nabi-Nabi mereka. Tiap-tiap umat akan berhadapan dengan saksi mereka, seperti umat Yahudi, umat Nasrani dan umat Islam, masing-masing umat itu akan dihadapkan ke hadapan saksinya, yaitu Nabi mereka masing-masing. 

Pada waktu itulah dapat..

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement