REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Masyarakat Indonesia tengah bersiap menghadapi pesta demokrasi pemilihan calon presiden dan wakil presiden 2024.
Selain itu masyarakat juga akan memilih calon anggota DPR baik pusat maupun daerah. Para politisi tengah berusaha mencari suara lewat berbagai program seperti penyaluran bantuan.
Penyaluran bantuan ke masyarakat rawan penyalahgunaan oleh calon-calon yang tidak bertanggung jawab. Seperti memanfaatkan lembaga-lembaga tertentu yang dapat menimbulkan persepi negatif terhadap lembaga yang ditungganginya.
Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI, Prof Noor Achmad menyadari potensi penyalahgunaan Baznas oleh oknum yang tidak bertanggungjawab di tahun politik ini.
Namun dia menegaskan tidak ada yang boleh mengeklaim atas nama Baznas untuk kepentingan politik jelang Pilpres 2024. Menurutnya Baznas tetap pada posisinya yakni netral.
"Tidak boleh ada siapapun yang memanfaatkan Baznas baik pendistribusian atau nama Baznas," ujar Prof Noor di sela-sela perayaan ulang tahun Baznas ke-23, di Kantor Baznas RI, Jakarta, Rabu (17/1/2024).
Baznas merupakan lembaga pemerintah non struktural yang menerima penyaluran zakat dan infaq dari muzakki kepada mustahik. Baznas yang tersebar di seluruh Indonesia memiliki kekuatan dalam pendistribusian zakat dan infat bagi mereka yang membutuhkan. Karenanya, sangat mungkin Baznas dijadikan alat kampanye di momen politik ini.
Baznas merayakan ulang tahunnya ke-23, Rabu (17/1/2024). Prof Noor mengeklaim Baznas mengalami peningkatan yang sangat pesat baik dari segi kelembagaan maupun pendistribusian. Baznas selalu menargetkan peningkatan pengumpulan zakat setiap tahunya minimap 30 persen.
Menurut Prof Noor, pada 2024 pengumpulan zakat oleh Baznas RI ditargetkan mencapai Rp 1 triliun. Sementara untuk Baznas seluruh Indonesia ditargetkan mencapai Rp 41 triliun. Dia meyakini target tersebut akan mampu dicapai.
Baca juga: Golongan yang Gemar Membaca Alquran, Tetapi Justru tidak Mendapat Syafaatnya
Prof Noor mengeklaim kepercayaan masyarakat terhadap Baznas terus mengalami peningkatan. Kepercayaan ini, katanya harus dijaga dengan cara menyalurkan secara baik amanat dari masyatakat.
Harapan terbesarnya adalah dapat mengubah mustahik kepada muzakki dan ikut mengentaskan kemiskinan.