Senin 22 Jan 2024 06:00 WIB

Korban Tewas Serangan Israel di Gaza Tembus 25 Ribu Orang

Militer Israel mengatakan pasukannya membunuh 15 orang bersenjata.

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Hafil
Seorang tentara Israel mempersiapkan drone untuk diluncurkan di dekat perbatasan Israel-Gaza, Israel selatan, Selasa, (9/1/2024).
Foto: AP Photo/Leo Correa
Seorang tentara Israel mempersiapkan drone untuk diluncurkan di dekat perbatasan Israel-Gaza, Israel selatan, Selasa, (9/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Pejabat kesehatan Gaza mengatakan total korban tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober tembus 25 ribu orang lebih. Sementara Israel terus melancarkan serangan di seluruh Jalur Gaza.

Pasukan Israel dan pejuang Hamas baku tembak di beberapa lokasi mulai dari Jabalia di utara sampai Khan Younis di selatan Gaza.

Baca Juga

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan dalam 24 jam terakhir 178 orang Palestina dalam serangan Israel di salah satu hari paling mematikan sepanjang perang. Militer Israel mengatakan seorang tentara tewas dalam pertempuran.

Kementerian mengatakan hingga Ahad (21/1/2024) total rakyat Palestina yang tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober adalah 25.105 sementara 62.681 orang terluka. Kementerian tidak membedakan korban sipil dan milisi tapi mereka mengatakan sebagian besar yang tewas merupakan warga sipil.

Israel menggelar operasi militer untuk menumpas Hamas sebagai balasan serangan mendadak 7 Oktober yang Israel klaim menewaskan 1.200 orang. Pasukan Israel mengatakan mereka sudah membersihkan sebagian besar jaringan militer Hamas di utara Gaza dan sudah lebih dari 1 juta warga pendudukan Gaza utara mengungsi ke selatan untuk menghindari pengeboman.

Namun pertempuran berlanjut di kamp pengungsi Jabalia dan daerah lain di sekitar Kota Gaza. Rakyat Palestina yang masih berada di daerah itu mengatakan situasi kian memburuk.

"Kami kesulitan menyelamatkan diri dari bom, tapi sejujurnya kami lebih banyak bertahan dari kelaparan. Menemukan makanan untuk keluarga, untuk anak-anak, menjadi semakin menantang dibandingkan bertahan hidup di tengah perang," kata Amer, ayah tiga anak yang tinggal di utara Gaza.

Ia menggunakan kartu eSim yang dipakai warga Gaza untuk berhubungan dengan dunia luar di tengah gangguan komunikasi yang sudah berlangsung selama sembilan hari. Sementara harga tepung dan bahan-bahan makanan naik berkali-kali lipat.

"Di tengah ancaman kelaparan warga Gaza utara, masyarakat mulai menggiling apa pun yang dapat untuk membuat tebung, mulai dari jangung dan pangan ternak," kata jurnalis lepas Palestina Anas Al-Sharif di media sosial X.

Militer Israel mengatakan pasukannya membunuh 15 orang bersenjata dalam pertempuran di utara Jalur Gaza. Sementara penembak jitu yang didukung serangan udara "mengeliminasi sejumlah teroris" di Khan Younis.

Pejabat Hamas Abu Zuhri membantah pernyataan Israel dan laporan kematiannya. Ia mengatakan laporan itu dimaksudkan untuk "menggambarkan kemenangan palsu dan delusional."

Warga Palestina mengatakan tiga hari terakhir ini terjadi pertempuran sengit di Jabalia. Mereka mengatakan suara tembakan serangan udara dan darat tidak berhenti. Beberapa bangunan kebakaran dan asap membumbung tinggi di tempat bom jatuh.

Saksi mata mengatakan di pesisir selatan Gaza kapal-kapal angkatan laut Israel berlabuh. Di selatan Kota Rafah di mana lebih dari 1 juta warga Gaza mengungsi, tiga orang warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam sebuah mobil.

Pejabat kesehatan mengatakan serangan ke mobil lainnya di Kota Gaza juga menewaskan tiga orang. Kekerasan di daerah pendudukan Tepi Barat juga melonjak tajam. Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan sejak serangan 7 Oktober lalu pasukan Israel membunuh 360 orang Palestina di sana. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement