Rabu 24 Jan 2024 20:21 WIB

Houthi Usir Staf PBB Berkewarganegaraan AS dan Inggris dari Yaman

Pengusiran staf PBB buntut serangan AS dan Inggris ke Yaman.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Pejuang Houthi menghadiri unjuk rasa dukungan untuk Palestina di Jalur Gaza dan menentang serangan AS di Yaman di luar Sanaa pada Senin, 22 Januari 2024.
Foto:

Sementara itu Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengungkapkan, serangan terbaru ke Yaman adalah sebuah tindakan pembelaan diri. Hal itu karena Houthi terus menyerang kapal-kapal dagang dan kargo di Laut Merah. “Tindakan ini akan memberikan pukulan lain terhadap terbatasnya stok mereka dan kemampuannya mengancam perdagangan global,” ujar Shapps.

Pada Senin lalu, Houthi mengatakan telah menyerang kapal kargo militer Ocean Jazz di Teluk Aden. Houthi mengatakan, serangan tersebut merupakan balasan atas agresi Negeri Paman Sam ke Yaman. “Angkatan bersenjata Yaman terus membalas setiap agresi Amerika atau Inggris terhadap negara kami dengan menargetkan semua sumber ancaman di Laut Merah dan Arab,” kata juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Arabiya.

Houthi tak mengungkap kapan dan di mana tepatnya serangan terhadap Ocean Jazz dilakukan. Namun Komando Pusat Angkatan Laut AS (NAVCENT) membantah bahwa kapal kargo militer Amerika menjadi sasaran serangan Houthi. “Laporan teroris Houthi mengenai dugaan serangan yang berhasil terhadap ‘M/V Ocean Jazz’ jelas-jelas salah. NAVCENT telah menjaga komunikasi konstan dengan ‘M/V Ocean Jazz’ selama transit yang aman,” kata NAVCENT.

Sejak 19 November 2023, kelompok Houthi telah meluncurkan puluhan serangan rudal dan drone ke kapal-kapal komersial yang melintasi Laut Merah. Houthi mengklaim mereka hanya membidik kapal-kapal milik Israel atau menuju pelabuhan Israel. Serangan terhadap kapal-kapal tersebut merupakan bentuk dukungan Houthi terhadap perjuangan dan perlawanan Palestina.

 

Sejak Houthi aktif menyerang kapal-kapal di Laut Merah, sejumlah perusahaan kargo memutuskan untuk menghindari wilayah perairan tersebut. Perubahan jalur laut dengan menghindari pelayaran melintasi Laut Merah dapat menyebabkan penundaan pengiriman kargo dan memicu kenaikan ongkos pengiriman. Hal itu karena Laut Merah merupakan jalur terpendek antara Asia dan Eropa melalui Terusan Suez. Laut Merah adalah salah satu jalur laut yang paling sering digunakan di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement