REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko mengatakan, pihaknya tidak hanya menargetkan Prabowo-Gibran memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran, tapi juga bisa mendulang suara dengan margin tinggi dibandingkan dua rival.
Budiman menjelaskan, peluang Prabowo-Gibran menang satu putaran kini semakin terbuka lebar. Pasalnya, rangkuman hasil survei yang dibuat majalah asal Inggris, The Economist, menemukan bahwa rata-rata elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 2 itu sudah 50 persen.
Kendati begitu, Budiman menyebut, TKN memasang target jauh lebih tinggi dari menang satu putaran yang berarti meraih 50 persen plus satu suara. Pihaknya menargetkan raihan suara Prabowo-Gibran lebih dari 50 persen sehingga ada selisih atau margin suara yang besar dibanding dua pasangan calon lainnya.
"Kita tidak ingin sekadar obsesi menang sekali putaran. Obsesi kita bukan meraih 50 persen plus satu suara, tidak. Kita ingin mendapatkan mandat yang tebal, yakni 50 persen ke atas. Kita ingin margin suara yang tebal," kata Budiman usai menerima deklarasi dukungan relawan Pro Rakabuming (Praka) di depan rumah Prabowo Subianto, Jakarta Selatan, Jumat (26/1/2024).
Menurut dia, kemenangan satu putaran dengan margin tebal itu akan menjadi cerminan bahwa dukungan publik kepada Prabowo-Gibran linear dengan tingginya kepuasan masyarakat terhadap Presiden Jokowi. Berdasarkan berbagai survei, tingkat kepuasan masyarakat ke Jokowi di angka 75–83 persen.
Kendati meyakini peluang menang tebal satu putaran itu terbuka lebar, Budiman mengakui, belum ada kepastian hal itu terwujud karena penentuannya nanti pada hari pencoblosan. Selain itu, setiap hasil survei juga ada rentang kesalahan atau margin of error di kisaran dua sampai lima persen.
Artinya, bisa saja hasil survei menunjukkan elektabilitas Prabowo-Gibran 50 persen. Tetapi, karena ada margin of error, angka riilnya mungkin hanya 45–47 persen.
Karena itu, menurut Budiman, TKN terus bekerja keras untuk meyakinkan masyarakat memilih Prabowo-Gibran. Pihaknya sudah menyiapkannya berbagai strategi untuk meraup suara dalam 19 hari terakhir masa kampanye ini.
"Saya percaya motornya (meraih kemenangan tebal ada) di generasi muda dan pemilih kritis. Pemilih kritis periode ragunya lama, sampai menit-menit akhir baru menentukan (pilihan)," kata mantan politikus PDIP itu.