Jumat 26 Jan 2024 17:49 WIB

66 Persen Warga Palestina di Gaza Derita Penyakit yang Ditularkan dari Air

Warga Palestina di Jalur Gaza menderita penyakit kolera hingga diare akut.

Red: Qommarria Rostanti
Warga Gaza dirawat di rumah sakit (ilustrasi). Warga Gaza banyak menderita penyakit yang ditularkan melalui air seperti kolera dan diare akut.
Foto: dok.act
Warga Gaza dirawat di rumah sakit (ilustrasi). Warga Gaza banyak menderita penyakit yang ditularkan melalui air seperti kolera dan diare akut.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Otoritas Kualitas Lingkungan di Palestina mengungkapkan 66 persen warga Palestina di Jalur Gaza menderita penyakit yang ditularkan melalui air seperti kolera, diare akut, dan penyakit pencernaan akibat krisis air minum dan penutupan pabrik desalinasi air. Kondisi tersebut disebabkan agresi pendudukan Israel yang masih berlangsung hingga saat ini.

Melalui pernyataan yang dirilis pada Kamis (25/1/2024), otoritas tersebut menjelaskan pemboman Israel terhadap saluran pembuangan limbah telah menyebabkan banjir sehingga menimbulkan bencana kesehatan dan lingkungan, terutama Kolam Sheikh Radwan, yang mencapai status bahaya akibat akumulasi air hujan dan kebocoran air limbah ke dalamnya. Otoritas menegaskan agresi pendudukan Israel mengakibatkan sekitar 50 ribu pohon tumbang dan buldoser ribuan hektare lahan pertanian, pembibitan serta pekarangan rumah rusak.

Baca Juga

Hal itu menyebabkan pula degradasi lahan yang semakin parah, hilangnya keanekaragaman hayati, penurunan kualitas tanah, serta peningkatan emisi karbon dioksida. Disebutkan pula bahwa kampanye lingkungan digital saat ini berisi data dan informasi tentang dampak negatif serius terhadap lingkungan Palestina.

Otoritas mengindikasikan bahwa aksi tersebut bertujuan untuk mengungkap kejahatan pendudukan Israel terhadap lingkungan, sebab agresi tidak hanya merupakan bencana kemanusiaan, tetapi juga untuk menghancurkan komponen lingkungan akibat akumulasi limbah padat dan medis. Agresi juga menghasilkan karbon emisi dan dampak negatifnya terhadap perubahan iklim, selain krisis air minum akibat terhentinya pabrik desalinasi dan berbagai masalah lingkungan lainnya, demikian menurut pernyataan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement