Sabtu 27 Jan 2024 06:47 WIB

Netanyahu Girang Mahkamah Internasional tidak Perintahkan Gencatan Senjata di Gaza

Panel hakim ICJ telah membacakan putusan awal kasus dugaan genosida Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Suasana sidang Mahkamah Internasional terkait dugaan genosida Israel di Gaza, Palestina.
Foto: VOA
Suasana sidang Mahkamah Internasional terkait dugaan genosida Israel di Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merespons positif putusan sementara Mahkamah Internasional (ICJ) dalam kasus dugaan genosida yang dituduhkan dilakukan negaranya di Jalur Gaza. Hal itu karena ICJ tak memerintahkan penerapan gencatan senjata.

“Kami akan terus melakukan apa yang diperlukan untuk membela negara kami dan membela rakyat kami. Seperti setiap negara, Israel mempunyai hak dasar untuk membela diri. Mahkamah Internasional di Den Haag dengan adil menolak permintaan keterlaluan untuk mencabut hak ini dari kami,” kata Netanyahu yang diyakini merespons tak adanya perintah gencatan senjata dari ICJ, Jumat (26/1/2024).

Baca Juga

Kendati demikian, Netanyahu tetap mengkritik ICJ karena menerima pengaduan tentang dugaan genosida Israel di Gaza. “Klaim bahwa Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina tidak hanya salah, tapi juga keterlaluan, dan kesediaan pengadilan (ICJ) untuk membahas hal ini adalah aib yang tidak akan terhapuskan dari generasi ke generasi,” ujarnya.

Menurut laporan Badan Penyiaran Israel, Netanyahu telah memerintahkan jajaran menterinya tidak mengomentari putusan ICJ. Netanyahu tampaknya enggan ada pernyataan-pernyataan yang justru akan menjadi bumerang bagi Israel dan operasi militernya di Gaza.

Panel hakim ICJ telah membacakan putusan awal kasus dugaan genosida Israel di Gaza pada Jumat. Dalam putusannya, ICJ tak menerbitkan perintah gencatan senjata di Gaza.

Namun, ICJ memerintahkan Israel...

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement