REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan pasukan Israel akan bergerak dari perbatasan Israel dengan Gaza dan dikerahkan ke perbatasan dengan Lebanon. Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan Hizbullah.
"Mereka akan segera beraksi, jadi pasukan di utara akan diperkuat, pasukan yang dekat dengan kalian meninggalkan lapangan dan bergerak ke utara dan mempersiapkan apa yang akan datang," kata Gallant pada pasukan Senin (29/1/2024) malam, seperti dikutip Aljazirah.
Sejak perang Israel di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, hampir setiap hari Hizbullah dan Israel baku tembak di perbatasan Lebanon. Perkembangan ini dikhawatirkan berpotensi membuka front baru dalam konflik di Gaza.
Pada Senin kemarin, kelompok yang didukung Iran itu mengklaim menggelar 12 serangan ke posisi militer Israel. Sementara Israel menggelar serangan udara ke target-target Hizbullah di Lebanon.
Pada awal bulan ini kepala angkatan bersenjata Israel Herzi Halevi mengatakan kemungkinan dalam beberapa bulan ke depan perang akan pecah di utara "jauh lebih tinggi dibandingkan di masa lalu." Sementara itu kantor berita Wafa melaporkan, puluhan perempuan dan anak-anak terpaksa mengungsi dari tempat penampungan lembaga pengungsian PBB untuk Palestina (UNRWA) di Kota Gaza. Setelah tempat penampungan itu diserbu pasukan Israel.
Mengutip saksi mata, Wafa melaporkan pasukan Israel menangkap puluhan pria yang tinggal sementara di fasilitas UNRWA. Sementara pasukan menahan perempuan dan anak-anak di dalam fasilitas tersebut.
Wafa melaporkan para perempuan dan anak-anak yang terpaksa mengungsi mencari tempat penampungan di Rumah Sakit Baptis. Sementara Israel terus menggelar serangan dan tembakan artileri di area barat Kota Gaza.