REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Militer Israel dan media Pemerintah Lebanon mengatakan pasukan Israel menggelar dua serangan udara ke kota pesisir Ghaziyeh di selatan Lebanon. Kelompok Hizbullah dan Israel hampir setiap hari baku tembak di perbatasan sejak Israel menggelar serangan ke Gaza pada 7 Oktober 2023.
"Pesawat tempur Israel menggelar serangan ke Kota Ghaziyeh," kata kantor berita Lebanon, NNN, seperti dikutip Aljazirah, Senin (19/2/2024). Tanpa memberikan detail lebih lanjut, NNN melaporkan serangan itu mengincar sebuah kendaraan dan mobil ambulans bergegas ke lokasi serangan.
Belum diketahui, apakah terdapat korban jiwa dan luka dalam serangan itu. Ghaziyeh terletak sekitar lima kilometer dari selatan Kota Sidon dan sekitar 60 kilometer dari perbatasan Israel.
Juru bicara angkatan darat Israel, Avichay Adraea, mengatakan serangan itu mengincar gudang senjata Hizbullah di dekat Sidon. "Sebagai respons atas ledakan kapal musuh yang pecahannya kami temukan dekat daerah Tiberias sore ini, kami akan terus bertindak keras dalam merespon serangan-serangan Hizbullah," katanya.
Hizbullah belum memberikan komentar mengenai pernyataan tersebut. Aljazirah melaporkan serangan itu mengincar sebuah pabrik. Pemilik pabrik mengatakan pabrik itu memproduksi generator listrik. Serangan di dalam wilayah Lebanon yang jauh dari perbatasan semakin sering terjadi.
Serangan ini dilakukan setelah Hizbullah yang didukung Iran mengklaim bertanggung jawab atas dua serangan ke dua pos Israel di perbatasan di Lahan Pertanian Shebaa. Pekan lalu militer Israel mengatakan mereka membunuh seorang komandan Hizbullah, wakilnya dan pejuang lainnya dalam serangan di kota Nabatieh, Lebanon selatan.
Pada Jumat (16/2/2024), Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah bersumpah Israel akan membayar “dengan darah” bagi warga sipil yang terbunuh di Lebanon. Ia memperingatkan Hizbullah memiliki rudal yang dapat menjangkau wilayah manapun di Israel. Hizbullah melaporkan sekitar 200 pejuangnya tewas sejak eskalasi lintas batas dimulai.