Kamis 01 Feb 2024 01:32 WIB

Empat Perkara Penghambat Tumbuhnya Sifat Tawakal Menurut Yusuf Al-Qardhawi

Tawakal adalah menyandarkan diri segalanya kepada Allah Swt.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Muhammad Hafil
Tawakal. Ilustrasi
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Tawakal. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tawakal adalah menyandarkan diri segalanya kepada Allah Swt. Dengan sifat Maha Kuasa yang mengatur alam beserta isinya, sudah sepatutnya manusia selalu menyertakan tawakal kepada Allah pada setiap aktivitasnya. Namun tak semua manusia bisa bertawakal kepada Allah karena berbagai alasan.

Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya "Tawakal Jalan Menuju Keberhasilan dan Kebahagiaan Hakiki" menyampaikan hal-hal yang menghambat sifat tawakal dalam diri manusia. Pertama adalah tidak mengetahui kedudukan Allah. Menurut Al-Qardhawi mereka yang tidak meyakini bahwa Allah adalah pencipta manusia dan segapa sifat-sifatnya dalam Asmaul Husna maka mereka jelas tidak bisa memiliki sifat tawakal.

Baca Juga

Selain itu, lanjut Al-Qardhawi, manusia tidak akan memiliki sifat tawakal jika mereka tidak meyakini bahwa Allah tidak membutuhkan apapun dan siapapun di alam ini. Manusia tidak akan bertawakal apabila tidak meyanini bahwa Allah Maha Kuasa.

Maha Kuasa Allah di antaranta tertuang dalam Surah Yasin ayat 82:

اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ

Innamā amruhū iżā arāda syai'an ay yaqūla lahū kun fa yakūn(u).

Artinya: "Sesungguhnya ketetapan-Nya, jika Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka, jadilah (sesuatu) itu".

Tafsir tahlili dalam Quran Kemenag dijelaskan ayat tersebut menunjukkan betapa mudahnya Allah menciptakan sesuatu. Itu menunjukkan bahwa Kekuasan-Nya yang sangat besar. Allah hanya cukup berfirman "Jadilah" maka sesuatu akan terjadi.

Al-Qardhawi menambahkan merasa bangga terhadap diri sendiri adalah penghambat tawakal yang kedua bagi manusia. Merasa bangga terhadap diri sendiri membuat manusia rentan tidak membutuhkan Allah. Mereka tidak akan merasa tergantung kepada Allah.

Kemudian penghambat tawakal yang ketiga yaitu bergantung kepada makhluk. Mereka lupa bahwa Allah adalah Maha Kuasa di muka bumi ini. Mereka lebih bergantung kepada manusia dalam menghadapi kesulitan daripada kepada Allah. Padahal makhluk di dunia ini sangat lemah.

Sebagaimana firman Allah Surah Al-A'raaf ayat 194:

اِنَّ الَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ عِبَادٌ اَمْثَالُكُمْ فَادْعُوْهُمْ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Innal-lażīna tad‘ūna min dūnillāhi ‘ibādun amṡālukum fad‘ūhum falyastajībū lakum in kuntum ṣādiqīn(a).

Artinya: Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu seru selain Allah adalah makhluk (yang lemah) seperti kamu. Maka, serulah mereka, lalu biarlah mereka memenuhi seruanmu, jika kamu orang yang benar.

Dan penghalang tawakal yang keempat sekaligus yang terakhir adalah cinta dan terperdaya kehidupan dunia. Mereka akan dikuasi nafsu duniawi sehingga lupa bahwa Allah Maha Kuasa. 

 

 

Rahmat Fajar

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement