Sabtu 03 Feb 2024 21:20 WIB

Terkendala Air, Realisasi Tanam Padi di Indramayu Baru 30 Persen

Hal itu sebagai imbas fenomena El Nino yang melanda Indonesia.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Fuji Pratiwi
Petani meyiapkan benih padi saat mulai penanaman di kawasan sawah desa Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (11/12/2021).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Petani meyiapkan benih padi saat mulai penanaman di kawasan sawah desa Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (11/12/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Memasuki awal Februari 2024, realisasi tanam padi di Kabupaten Indramayu masih cukup rendah. Petani di sejumlah daerah pun mengalami kendala sulitnya memperoleh pasokan air irigasi.

Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu, Sugeng Heriyanto, menyebutkan, luas target tanam padi pada musim tanam rendeng (penghujan) 2023/2024 di Kabupaten Indramayu mencapai 125 ribu hektare. "Dari 125 ribu hektare itu, sekarang yang sudah tanam sekitar 30 persen," ujar Sugeng, Sabtu (3/2/2024).

Baca Juga

Sedangkan sisanya, lanjut Sugeng, ada yang masih melakukan persemaian maupun baru melakukan pengolahan lahan. Bahkan, ada pula yang masih terkendala kurangnya pasokan air.

Sugeng mengakui, pelaksanaan musim tanam rendeng kali ini di Kabupaten Indramayu memang mengalami keterlambatan. Hal itu sebagai imbas fenomena El Nino yang melanda Indonesia.

"El Ninonya masih berdampak, masih kerasa panas," kata Sugeng.

Tak hanya terkendala sulitnya memperoleh pasokan air, sejumlah areal tanaman padi di Kabupaten Indramayu, justru ada juga yang mengalami kebanjiran sepekan yang lalu. Hal itu seperti yang terjadi di Desa Pranggong, Kecamatan Arahan.

Menanggapi hal itu, Sugeng mengungkapkan, kondisi tersebut memang konsekuensi akibat letak geografis Kabupaten Indramayu yang berada di dataran rendah. "Kalau musim hujan kebanjiran, kalau laka banyu (tidak ada air) ya kekeringan. Makanya salah satu upaya kita adalah dengan menormalisaisasi saluran pembuang," ungkap Sugeng.

Seperti diketahui, para petani di sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu mengeluhkan sulitnya memperoleh pasokan air irigasi. Hal itu akhirnya membuat pelaksanaan musim tanam rendeng saat ini menjadi terhambat.

Merespon keluhan petani tersebut, Bupati Indramayu, Nina Agustina pun mendatangi langsung pintu air dan Bendungan Karet, Jumat (2/2/2024). Di antaranya, ke Bendungan Cipanas II (Caplokan) Desa Krimun, Kecamatan Losarang, Bendungan Cilet di Desa Santing, Kecamatan Losarang, dan Pintu Air BT 15 Desa Karangasem, Kecamatan Terisi.

Melihat semua kondisi tersebut, Nina pun langsung menghubungi pihak BBWS Cimanuk-Cisanggarung. Dia meminta agar permasalahan irigasi tersebut segera teratasi.

"Tadi saya langsung telepon BBWS. Solusinya harus segera karena petani sudah masuk musim tanam," ujar Nina.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement