Ahad 04 Feb 2024 17:31 WIB

NU dan Muhammadiyah Diusulkan Timor Leste untuk Dapat Nobel Perdamaian

NU dan Muhammadiyah dinilai telah membawa kerukunan antar umat beragama.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Lida Puspaningtyas
Wakil Presiden Maruf Amin (tengah) bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kedua kiri) memasuki tempat penutupan Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Edutorium UMS, Surakarta, Jawa Tengah, Ahad (20/11/2022). Pada Muktamar ke-48 Muhammadiyah ini menghasilkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir serta Ketua Umum PP Aisyiyah Salmah Orbayinah untuk periode 2022-2027.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Wakil Presiden Maruf Amin (tengah) bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kedua kiri) memasuki tempat penutupan Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Edutorium UMS, Surakarta, Jawa Tengah, Ahad (20/11/2022). Pada Muktamar ke-48 Muhammadiyah ini menghasilkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir serta Ketua Umum PP Aisyiyah Salmah Orbayinah untuk periode 2022-2027.

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin, mengatakan eksistensi dua organisasi masyarakat (Ormas) Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, sudah mendapatkan banyak pengakuan didunia. Terutama dalam mendorong perdamaian dan sikap toleransi antara umat beragama.

Saat menghadiri ulang tahun Majelis Ukhuwah Insaniyah Persaudaraan Kemanusiaan di Abrahamic Family House di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Ahad (4/4/2024), NU dan Muhammadiyah menurut Ma'ruf mendapatkan dorongan dari Presiden Timor Leste, José Ramos-Horta, agar mendapatkan nobel perdamaian.

Baca Juga

"Tadi dalam sambutan Presiden Timor Leste, Ramos Horta, itu mengusulkan supaya dua organisasi ini (NU dan Muhammadiyah) diberikan hadiah nobel karena perannya besar dalam rangka membangun toleransi," kata Ma'ruf di Hotel Conrad Abu Dhabi.

Berkat eksistensi NU dan Muhammadiyah dinilai Ma'ruf telah membawa kerukunan antar umat beragama di Indonesia sekarang menjadi bagian dunia. Ma'ruf menyebut banyak negara-negara dari luar saat ini belajar bagaimana kerukunan, toleransi dan perdamaian di Indonesia. Di mana Indonesia adalah negara yang punya keragaman suku, ras, agama budaya dan lain-lain, tapi selalu aman dari konflik.

"Saya sangat berterima kasih kepada pemerintah Uni Emirat Arab yang juga menjadi panitia untuk pemberian penghargaan untuk NU dan Muhammadiyah," ucap Wapres.

Wapres menyebut situasi politik internasional dalam beberapa tahun ini memanas lantaran dua perang yakni perang Rusia dengan Ukraina dan perang Israel dengan Palestina. Untuk itu, negara-negara yang pro persaudaraan kemanusiaan kata Ma'ruf harus mendorong penyelesaian konflik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement