REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin, mengatakan eksistensi dua organisasi masyarakat (Ormas) Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, sudah mendapatkan banyak pengakuan didunia. Terutama dalam mendorong perdamaian dan sikap toleransi antara umat beragama.
Saat menghadiri ulang tahun Majelis Ukhuwah Insaniyah Persaudaraan Kemanusiaan di Abrahamic Family House di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Ahad (4/4/2024), NU dan Muhammadiyah menurut Ma'ruf mendapatkan dorongan dari Presiden Timor Leste, José Ramos-Horta, agar mendapatkan nobel perdamaian.
"Tadi dalam sambutan Presiden Timor Leste, Ramos Horta, itu mengusulkan supaya dua organisasi ini (NU dan Muhammadiyah) diberikan hadiah nobel karena perannya besar dalam rangka membangun toleransi," kata Ma'ruf di Hotel Conrad Abu Dhabi.
Berkat eksistensi NU dan Muhammadiyah dinilai Ma'ruf telah membawa kerukunan antar umat beragama di Indonesia sekarang menjadi bagian dunia. Ma'ruf menyebut banyak negara-negara dari luar saat ini belajar bagaimana kerukunan, toleransi dan perdamaian di Indonesia. Di mana Indonesia adalah negara yang punya keragaman suku, ras, agama budaya dan lain-lain, tapi selalu aman dari konflik.
"Saya sangat berterima kasih kepada pemerintah Uni Emirat Arab yang juga menjadi panitia untuk pemberian penghargaan untuk NU dan Muhammadiyah," ucap Wapres.
Wapres menyebut situasi politik internasional dalam beberapa tahun ini memanas lantaran dua perang yakni perang Rusia dengan Ukraina dan perang Israel dengan Palestina. Untuk itu, negara-negara yang pro persaudaraan kemanusiaan kata Ma'ruf harus mendorong penyelesaian konflik.