Selasa 06 Feb 2024 22:47 WIB

Rezeki di Tangan Allah

Sesungguhnya kunci-kunci segala sesuatu ada di tangan Allah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Infografis 5 Pertanyaan yang akan Ditanyakan pada Hari Kiamat. Ilustrasi Allah
Foto: Republika.co.id
Infografis 5 Pertanyaan yang akan Ditanyakan pada Hari Kiamat. Ilustrasi Allah

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sesungguhnya kunci-kunci segala sesuatu ada di tangan Allah. Jika Allah bukakan bagi manusia berupa rezeki, hidayah dan kebahagiaan, maka tidak ada seorang pun yang bisa menahannya. Artinya, kunci rahmat berupa rezeki itu ada di tangan Allah. 

Sebagaimana dijelaskan dalam Alquran surat Fatir ayat 2, Allah SWT berfirman:

Baca Juga

مَا يَفْتَحِ اللّٰهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۚوَمَا يُمْسِكْۙ فَلَا مُرْسِلَ لَهٗ مِنْۢ بَعْدِهٖۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

Artinya: "Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, tidak ada yang dapat menahannya. (Demikian pula) apa saja yang ditahan-Nya, tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya. Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Berdasarkan Tafsir Al-Muyassar Kementerian Agama Arab Saudi dijelaskan bahwa apa yang Allah anugerahkan untuk manusia berupa rezeki, hujan, kesehatan, ilmu dan nikmat-nikmat lainnya, tidak seorang pun yang kuasa untuk menahan rahmat tersebut, sedangkan apa yang Allah tahan darinya, maka tidak seorang pun mampu melepaskannya sesudahNya. 

Dalam Tafsir Al-Wajiz, Syekh Prof Wahbah az-Zuhaili juga menjelaskan bahwa tidak ada seorangpun yang mampu mencegah nikmat yang dibukakan dan diberikan Allah kepada manusia seperti kesehatan, keamanan, rejeki, pengetahuan, kenabian dan kebijaksanaan.  

Dan sesuatu berupa kebaikan yang dicegah Allah dari mereka, maka tidak ada seorangpun yang bisa mencegah terjadinya setelah itu kecuali Allah. Dia adalah Dzat yang Maha Kuat lagi Maha perkaya yang tidak dapat ditaklukkan dan Maha Bijaksana dalam tindakan dan pengaturannya sehingga tidak mungkin salah.

Menukil dalam Tafsir Tahlili Kementerian Agama RI, pada surat Fatir ayat 2 tersebut Allah menerangkan bahwa pemberian atau penahanan suatu rahmat termasuk dalam kekuasaan-Nya. Apabila Dia menganugerahkan suatu rahmat kepada manusia, tidak seorang pun dapat menahan dan menghalangi-Nya. 

Begitu pula sebaliknya, apabila Dia menahan dan menutup sesuatu rahmat dan belum diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, maka tiada seorang pun bisa membuka dan memberikannya, karena semua urusan di tangan-Nya. Dia Maha Perkasa berbuat menurut kehendak dan kebijaksanaan-Nya. 

Oleh karena itu, kita harus selalu menghadap Allah melalui ibadah untuk mencapai cita-cita kita, dan senantiasa dengan bertawakal kepada-Nya, begitu pula di dalam usaha mencapai tujuan dan maksud yang diridai-Nya. 

Senada dengan dengan hal itu, Allah berfirman:

وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗ ٓاِلَّا هُوَ ۚوَاِنْ يُّرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَاۤدَّ لِفَضْلِهٖۗ 

 

"Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. (QS Yunus [10]: 107). 

Dan dalam sebuah hadis disebutkan sebagai berikut:

عَنِ الْمُغِيْرَةِ بْنِ شُعْبَةَ اَنَّهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ كَانَ اِذَا انْصَرَفَ مِنَ الصَّلَاةِ قَالَ لَا اِلَهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا اَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَايَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ (رواه احمد والشيخان).

Dari al-Mugirah bin Syu‘bah bahwa ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw apabila selesai salat mengucapkan, ‘Tiada tuhan melainkan Allah. Dia Esa tiada ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah Tuhanku, tidak ada seorang pencegah pun terhadap sesuatu yang Engkau berikan dan tak ada seorang pemberi terhadap sesuatu yang Engkau cegah, tidak bermanfaat kejayaan seseorang dalam menghadapi siksaan Engkau’.” (HR Aḥmad, Bukhari dan Muslim).

 

 

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
لَا يُؤَاخِذُكُمُ اللّٰهُ بِاللَّغْوِ فِيْٓ اَيْمَانِكُمْ وَلٰكِنْ يُّؤَاخِذُكُمْ بِمَا عَقَّدْتُّمُ الْاَيْمَانَۚ فَكَفَّارَتُهٗٓ اِطْعَامُ عَشَرَةِ مَسٰكِيْنَ مِنْ اَوْسَطِ مَا تُطْعِمُوْنَ اَهْلِيْكُمْ اَوْ كِسْوَتُهُمْ اَوْ تَحْرِيْرُ رَقَبَةٍ ۗفَمَنْ لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلٰثَةِ اَيَّامٍ ۗذٰلِكَ كَفَّارَةُ اَيْمَانِكُمْ اِذَا حَلَفْتُمْ ۗوَاحْفَظُوْٓا اَيْمَانَكُمْ ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak disengaja (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kafaratnya (denda pelanggaran sumpah) ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi mereka pakaian atau memerdekakan seorang hamba sahaya. Barangsiapa tidak mampu melakukannya, maka (kafaratnya) berpuasalah tiga hari. Itulah kafarat sumpah-sumpahmu apabila kamu bersumpah. Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan hukum-hukum-Nya kepadamu agar kamu bersyukur (kepada-Nya).

(QS. Al-Ma'idah ayat 89)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement