Rabu 07 Feb 2024 14:47 WIB

Pengamat: Peran Ahok tak Signifikan Dongkrak Elektabilitas Ganjar-Mahfud

Pengamat menilai peran Ahok tak bisa mendongkrak elektabilitas Ganjar-Mahfud.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bilal Ramadhan
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok usai kampanye akbar Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Pengamat menilai peran Ahok tak bisa mendongkrak elektabilitas Ganjar-Mahfud.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok usai kampanye akbar Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Pengamat menilai peran Ahok tak bisa mendongkrak elektabilitas Ganjar-Mahfud.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs Ahmad Khoirul Umam memandang kehadiran Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam hari-hari terakhir kampanye Ganjar Pranowo-Mahfud MD memang menghadirkan peningkatan dari sisi moral. Apalagi ia menyatakan mengundurkan diri dari posisinya sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).

Namun, ia memandang peningkatan tersebut tak akan terjadi signifikan terhadap elektoral pasangan calon nomor urut 3 itu. Sebab ia memandang, kehadiran Ahok hanya merupakan bentuk perlawanan terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga

"Tidak akan menghadirkan efek elektoral yang signifikan bagi Ganjar-Mahfud, tapi akan menghadirkan dukungan moral politik sebagai bentuk perlawanan terbuka pada pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini," ujar Ahmad saat dihubungi, Rabu (7/2/2024).

Ahok dipandang publik sebagai salah satu orang yang dekat dengan Jokowi sejak menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Namun keberpihakan Ahok kepada Ganjar-Mahfud saat ini, disebutnya sebagai simbol perbedaan pilihan politik antara keduanya.

Meski tak instan dalam memberikan efek elektoral, pesan-pesan yang disampaikan Ahok pasca mundurnya dia dari Pertamina akan menghadirkan efek moral dan etika di publik. Hal tersebut bisa dimanfaatkan oleh kubu Ganjar-Mahfud dalam mengkonversinya sebagai insentif elektoral.

"Ini memberikan pesan keberpihakan sekaligus sentimen loyalitas Ahok secara clear pada arah perjuangan PDIP dan juga Ganjar-Mahfud, dengan meninggalkan tugas yang diberikan oleh Jokowi," ujar Ahmad.

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid sebelumnya mengapresiasi Ahok yang memutuskan berkampanye untuk Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Menurutnya, kehadiran mantan gubernur DKI Jakarta itu menjadi energi baru dalam seminggu terakhir masa kampanye.

"Ini semua adalah energi-energi baru, contohnya Pak Ahok. Pak Ahok itu memberikan energi baru lagi, Pak Ahok katakan, lebih baik saya mundur untuk membantu Mas Ganjar," ujar Arsjad.

Tak lupa ia mengapresiasi menteri dari kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Mereka yang juga menghadiri kampanye akbar di SUGBK yang bertajuk "Hajatan Rakyat".

"Jadi harapannya, energi ini bisa terus, yang mana harapan kami jelas sekali memenangkan Mas Ganjar, Prof Mahfud. Jadi mohon sekali doa restu dari semuanya," ujar Arsjad.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement