Kamis 08 Feb 2024 20:23 WIB

Guru Besar Ingatkan Enam Penyakit yang Diwaspadai Saat Musim Hujan

Masyarakat perlu melanjutkan kebiasaan cuci tangan dengan sabun.

Pasien anak penderita demam berdarah dengue (DBD) menjalani perawatan di RSUD Loekmono Hadi, Kudus, Jawa Tengah, Senin (5/2/2024). Selama Januari 2024 sebanyak 119 pasien demam berdarah dengue (DBD) dirawat dirumah sakit tersebut atau mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak 25 pasien.
Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Pasien anak penderita demam berdarah dengue (DBD) menjalani perawatan di RSUD Loekmono Hadi, Kudus, Jawa Tengah, Senin (5/2/2024). Selama Januari 2024 sebanyak 119 pasien demam berdarah dengue (DBD) dirawat dirumah sakit tersebut atau mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak 25 pasien.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Profesor Tjandra Yoga Aditama mengemukakan enam penyakit yang perlu diwaspadai di musim hujan.

"Kita memasuki beberapa hari libur sampai Minggu (11/2). Tentu masyarakat akan memanfaatkan hari-hari ini. Tetapi kita juga tahu bahwa sekarang sedang musim hujan yang seringkali turun cukup deras," kata Tjandra Yoga Aditama melalui pesan singkat di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Menurut dia, dengan kondisi itu bisa memicu berbagai macam penyakit. Pertama, diare yang erat kaitannya dengan kebersihan individu. Untuk itu masyarakat perlu melanjutkan kebiasaan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan atau minum serta sehabis buang hajat, dan membiasakan merebus air minum hingga mendidih.

Selain itu Tjandra juga mengimbau jaga kebersihan lingkungan serta tidak lupa menghubungi segera petugas kesehatan terdekat bila ada gejala-gejala diare.

Kedua, penyakit Dengue yang disebabkan vektor dari nyamuk Aedes Aegypti, yang  tempat perindukannya pada air bersih. "Dengan banyak hujan seperti sekarang, maka mungkin saja ada tempat perindukan nyamuk," katanya.

Genangan air bersih, kata Tjandra, memberikan kesempatan kepada nyamuk Aedes Aegypti untuk berkembang biak hingga meningkatkan risiko terjadinya penularan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Ketiga, penyakit keracunan makanan. Secara umum, kata dia, pada musim panas mempercepat rusaknya beberapa bahan makanan, karena cepatnya pertumbuhan beberapa mikro organisme, yang memicu makanan cepat basi. Oleh karena itu masyarakat perlu waspada untuk mengkonsumsi makanan, khususnya kalau sedang berlibur panjang.

Keempat, demam tifoid atau yang umum dikenal sebagai sakit tifus yang berkaitan erat dengan ketersediaan air bersih. "Penyakit ini juga sangat mudah menular melalui makanan minuman yang diproses kurang bersih. Jadi hati-hati dan selalu jaga kebersihan di libur panjang," katanya.

Kelima, penyakit leptospirosis yang disebabkan bakteri Leptospira juga kerap muncul pada musim hujan, yang yang ditularkan melalui kotoran dan air kencing tikus.

"Pada musim hujan, terutama saat terjadi banjir, tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia dimana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir," ujarnya.

Seseorang yang memiliki luka, kata Tjandra, kemudian bermain atau terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran dan kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, berpotensi terinfeksi dan  jatuh sakit.

Menurutnya, langkah mengantisipasi penyakit leptospirosis adalah menjaga kebersihan agar tak ada tikus berkeliaran, tidak bermain air saat banjir, terutama jika memiliki luka, serta memakai pelindung seperti sepatu jika terpaksa harus ke daerah banjir.

"Segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil," katanya.

Terakhir, keenam adalah jenis penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang mengalami siklus peningkatan kasus pada musim hujan.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement