REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kader PDIP Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kerap diibaratkan sebagai 'kuda putih' bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Narasi mengenai Ahok sebagai orang penting Jokowi banyak beredar di media sosial, khususnya di X.
Menanggapi salah satu pertanyaan mengenai narasi itu dalam sebuah acara di salah satu kafe kawasan Jakarta Selatan, Ahok menjawab dengan santai. "Gua shio kuda memang," ujar dia seraya tertawa.
Ia mengaku tak mencari musuh dalam hidup ini, terutama dari lawan politiknya. Namun, seraya bercanda, ia menilai banyak musuh yang mencarinya.
"Bayangin, pihak 02 maki-maki saya bilang tadi salah paham, Mas Gibran, Pak Jokowi nggak bisa kerja. Gak baca Nawacita toh," kata dia.
Namun, di sisi lain terdapat narasi yang menyebutkan bahwa Ahok merupakan orang yang diperintah Jokowi untuk menyusup ke PDIP. Narasi itu dinilai bahaya.
"Ini celaka. Gua nggak cari musuh, tiba-tiba dua ini musuhin gua. Nah saya kira itu, anda bisa lihat kok yang saya lakukan atau yang musuh-musuh kayak cacing kena abu kepanasan semua," ujar dia.
Kendati demikian, Ahok meminta semua hadirin dalam acara itu menggunakan akal sehat untuk memilih pemimpin. Apabila ingin pemimpin yang mewujudkan konsep Nawacita, masyarakat paham harus memilih sosok mana dalam pemilih presiden (pilpres) 2024.
Ia mengaku tetap mendukung Jokowi lantaran yang bersangkutan melaksanakan program Nawacita. Namun, ia menilai, pihak yang bisa meneruskan program Nawacita itu adalah Ganjar Pranowo, sebagai kader PDIP.
"Saya yakin yang bisa meneruskan program Pak Jokowi, karena dasarnya Nawacita kan, Trisakti kan, ya Pak Ganjar kader terbaik," kata Ahok.