Jumat 09 Feb 2024 14:52 WIB

Bulan Vulkanik Jupiter Tampak Luas Biasa dalam Foto Jarak Dekat 

Juno diluncurkan pada 2011 dan memasuki orbit Jupiter pada 2016.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Friska Yolandha
Pesawat luar angkasa Juno milik NASA kini telah melakukan kunjungan jarak dekat kedua ke bulan Jupiter Io dalam waktu kurang dari dua bulan di Bumi.
Foto: NASA
Pesawat luar angkasa Juno milik NASA kini telah melakukan kunjungan jarak dekat kedua ke bulan Jupiter Io dalam waktu kurang dari dua bulan di Bumi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat luar angkasa Juno milik NASA kini telah melakukan kunjungan jarak dekat kedua ke bulan planet Jupiter, Io, dalam waktu kurang dari dua bulan di Bumi. Untuk menandai pertemuan tersebut, NASA dan Southwest Research Institute merilis kumpulan gambar baru yang menunjukkan bulan yang terkenal kejam itu dalam keadaan tenang yang tampaknya tidak seperti biasanya. 

Dilansir Space, Kamis (8/2/2024), para ilmuwan juga merilis video yang menunjukkan pendekatan bertahap Juno ke satelit planet Jovian, sebuah bola yang dipenuhi titik-titik cahaya dari letusan-letusan gunung berapi. 

Baca Juga

Juno diluncurkan pada tahun 2011 dan memasuki orbit di sekitar Jupiter pada tahun 2016. Setiap orbit membawa Juno pada lingkaran yang sangat elips, memungkinkannya untuk mengitari kutub Jupiter sebelum berputar lebih jauh dari planet ini. Daftar tugas pesawat ruang angkasa yang berhubungan dengan Jupiter awalnya selesai pada tahun 2021, tetapi NASA memperluas misi tersebut dengan tujuan menjelajahi beberapa bulan yang lebih besar di dunia. 

Io adalah salah satu dari bulan-bulan itu. Pesawat luar angkasa ini pertama kali melintas dalam jarak 1.500 kilometer dari bulan pada Desember 2023, jaraknya lebih dekat dibandingkan pesawat luar angkasa mana pun, kecuali pesawat luar angkasa Galileo milik NASA pada tahun 2001. Selama beberapa hari terakhir, Juno berhasil menyelesaikan orbitnya yang ke-58. Itu artinya pesawat ruang angkasa tersebut kini telah melakukan lintasan kedua pada jarak tersebut.

Io mengalami kemalangan karena menjadi objek dalam permainan gravitasi yang hebat, karena Jupiter kolosal dan bulannya Europa menarik bagian dalam Io dan menjadikannya sarang aktivitas vulkanik. Tapi kita tidak begitu tahu seperti apa sebenarnya proses ini. 

Beberapa ilmuwan, misalnya, percaya bahwa Io memiliki lautan magma global di bawah permukaannya. Yang lain berpendapat bahwa inti logam padat yang sangat panas menggerakkan gunung-gunung berapi.

Dengan menggunakan Juno untuk meneliti Io, para ilmuwan Juno berharap mereka dapat menentukan bagaimana sebenarnya planet dan gunung-gunung berapi tersebut bergerak.

Perpanjangan misi Juno sekarang akan berlangsung hingga September 2025. Jika perpanjangan lain tidak direncanakan, para operatornya akan mendeorbitkannya ke atmosfer raksasa gas tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement