REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menyampaikan optimisme terkait prospek pertumbuhan ekonomi global. Hal itu diungkapkan meski ekonomi dunia masih dilanda ketidakpastian akibat perang dan isu geopolitik lainnya.
Dalam pidatonya di Pertemuan Pemerintah Dunia atau World Government Summit (WGS) di Dubai, Georgieva mengatakan IMF akan mempublikasikan dokumen yang menunjukkan penghapusan subsidi energi bertahap akan menghemat 336 miliar dolar AS di Timur Tengah. Setara dengan perekonomian gabungan Irak dan Libya.
Dalam pidato yang dirilis di situs IMF pada Ahad (11/2/2024) ia menambahkan, selain penghematan, penghapusan subsidi untuk sektor energi juga akan menekan polusi dan membantu pengeluaran untuk kebijakan sosial.
"Sementara ketidakpastian masih tinggi, kami dapat sedikit percaya diri mengenai prospek ekonomi, karena ekonomi dunia dengan mengejutkan memiliki daya tahan yang baik," katanya.
Ia juga memperingatkan konsekuensi meluas konflik di Gaza.
"Momen yang sangat tidak menentu ini menambah tantangan bagi perekonomian yang masih dalam proses pemulihan dari guncangan-guncangan sebelumnya dan meluasnya konflik akan memperparah kerugian ekonomi," katanya.