REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang tampaknya menunjukkan gejala flu akhir-akhir ini, dari yang ringan hingga berat. Apa yang membuat kasus flu belakangan ini kian marak?
Menurut Direktur Medis National Foundation for Infectious Diseases (NFID), dr Robert H Hopkins Jr, ada lonjakan kasus flu yang membutuhkan perawatan di rumah sakit pada penghujung Desember lalu. Ini merupakan lonjakan tertinggi ketiga setelah musim flu pada 2010 hingga 2011.
"Kami mendapati tingkat kunjungan ke layanan darurat, pasien rawat jalan, serta rawat inap yang tinggi di seluruh penjuru negeri," ujar dr Hopkins, seperti dilansir Huffington Post pada Selasa (13/2/2024).
Kasus rawat inap akibat flu paling banyak dialami oleh kelompok rentan yaitu lansia di atas 60 tahun dan anak-anak di bawah usia lima tahun. Di sisi lain, kasus kematian akibat flu diprediksi baru akan meningkat pada beberapa pekan mendatang.
Ketua tim surveliensi flu domestik dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS), Alicia Budd, mengatakan ada sekitar 20-39 juta orang yang terserang flu. Sebanyak 18 juta di antaranya mengunjungi dokter dan sekitar 490 ribu orang harus dirawat di rumah sakit. Selain itu, sekitar 14 ribu hingga 43 ribu telah meninggal dunia akibat flu pada periode 1 Oktober 2023 hingga 27 Januari 2024.
Salah satu faktor yang memicu terjadinya lonjakan kasus flu saat ini adalah strain virus influenza yang beredar di masyarakat. Menurut Budd, saat ini mayoritas kasus flu disebabkan oleh virus influenza A, H1N1. Strain H1N1 dikenal dapat memicu flu yang lebih berat pada anak dan orang dewasa dibandingkan varian H3N2.
Beberapa data menunjukkan, orang yang terinfeksi H1N1 berpeluang lebih besar untuk dirawat di unit pelayanan intensif atau ICU. Mereka juga memiliki kemungkinan lebih besar untuk menggunakan alat bantu ventilator dan lebih berisiko terhadap kematian.
"Strain yang berbeda memengaruhi orang-orang secara berbeda," ujar dr Hopkins.
Dr Hopkins juga mengungkapkan adanya peningkatan kasus flu akibat strain virus influenza B, yaitu Victoria. Strain Victoria dikenal dapat memberikan hasil pengobatan yang buruk pada pasien flu rawat inap di rumah sakit.
Faktor lain yang turut memicu lonjakan kasus flu saat ini adalah rendahnya tingkat vaksinasi flu. Menurut Dr Hopkins, vaksin flu yang beredar untuk musim ini dapat memberikan perlindungan yang efektif dari strain H1N1, H3N2, serta Victoria.
Namun, perlindungan yang tinggi ini tidak akan bermakna bila ada banyak orang yang tidak menggunakan vaksin tersebut. Seperti diketahui, tingkat vaksinasi yang rendah menunjukkan bahwa orang yang terlindungi dari ancaman flu lebih sedikit dibandingkan yang tidak terlindungi.
"Bila ada lebih banyak orang di sekitar Anda yang menyebarkan virus, maka vaksin yang melindungi Anda dari sakit flu berat mungkin tidak dapat memberikan perlindungan dengan baik karena frekuensi dan jumlah paparan (yang lebih besar)," ujar dr Hopkins.
BACA JUGA: Sering Bawa Ponsel ke WC? Ubah Kebiasaan Itu, 3 Bahaya Ini Mengancam
Kiat mengatasi flu
Meski memiliki gejala yang mirip, flu dan pilek biasa merupakan dua hal yang berbeda. Flu hanya disebabkan oleh virus influenza sedangkan pilek biasa bisa disebabkan oleh beberapa jenis virus seperti rhinovirus, parainfluenza, serta coronavirus musiman.
Pilek biasa umumnya tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Sebaliknya, flu bisa memicu komplikasi yang lebih serius, seperti pneumonia, infeksi bakteri sekunder, hingga perawatan di rumah sakit menurut CDC.
Bila sudah telanjur terkena flu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menunjang proses pemulihan. Sebagian di antaranya adalah minum air putih yang cukup, istirahat, serta menjaga jarak dari orang lain untuk mencegah penularan.
Orang yang terkena flu juga bisa menggunakan obat bebas atau over the counter untuk meredakan gejala nyeri dan demam. Beberapa contoh obat bebas yang bisa digunakan adalah parasetamol serta ibuprofen. Akan tetapi, orang-orang yang memiliki riwayat penyakit pada ginjal dan hati perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan minum obat bebas.
Konsumsi madu juga bisa membantu meredakan gejala batuk pada flu. Madu ini biasanya dikonsumsi dengan cara dimakan secara langsung sebanyak satu sendok makan atau dicampurkan dengan air hangat.
Penting juga bagi penderita flu untuk mengecek kadar oksigen dalam darah menggunakan oximeter. Penderita flu sebaiknya segera mencari bantuan ke dokter bila kadar oksigen dalam darah mereka di bawah 90 persen, meski tidak merasakan gejala sesak napas.
Sejumlah obat antivirus juga bisa membantu menurunkan durasi terjadinya flu. Obat ini dapat diresepkan oleh dokter bila dirasa perlu untuk pasien. Selain itu, penderita flu dianjurkan untuk segera ke rumah sakit bila merasakan keluhan seperti nyeri dada, sesak napas, serta penurunan kesadaran.