Selasa 13 Feb 2024 23:13 WIB

Bulog tak Lagi Batasi Permintaan Beras SPHP Bagi Kios dan Ritel

Kebijakan tersebut diambil guna memastikan kebutuhan beras masyarakat terpenuhi.

Pekerja mengakut beras BULOG di Kompleks pergudangan modern Perum BULOG, Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu (30/12/2023). Stok beras yang dikuasai BULOG saat ini ada sebanyak 1,15 juta ton dan ditambah dengan stok beras impor dalam perjalanan sehingga jumlahnya sangat aman untuk kebutuhan penyaluran di tahun 2024.
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja mengakut beras BULOG di Kompleks pergudangan modern Perum BULOG, Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu (30/12/2023). Stok beras yang dikuasai BULOG saat ini ada sebanyak 1,15 juta ton dan ditambah dengan stok beras impor dalam perjalanan sehingga jumlahnya sangat aman untuk kebutuhan penyaluran di tahun 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan bahwa tak ada lagi pembatasan bagi kios di pasar tradisional maupun ritel modern jika mengajukan permintaan beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).

“Jadi SPHP bisa ambil berapa saja, ritel modern mau ambil SPHP berapa saja bisa,” kata Bayu, saat diskusi bersama awak media terkait Data dan Fakta Kondisi Perberasan Indonesia Terkini, di Jakarta, Selasa (13/2/2024).

Baca Juga

Dia menyampaikan tidak akan membatasi pembelian beras program SPHP oleh ritel modern maupun ritel di pasar tradisional. Kebijakan tersebut diambil guna memastikan kebutuhan beras masyarakat dapat terpenuhi dan menjaga stabilisasi harga.

“Ke depan untuk beras SPHP karena ini kebijakannya ada di internal Bulog, maka kami sangat memflesibelkan bagi yang ingin beras SPHP,” ujar Bayu.

Bayu mengatakan bahwa ritel modern maupun kios beras di pasar tradisional dapat memborong beras SPHP tanpa dibatasi kuota. Sebelumnya Bulog membatasi permintaan bagi kios maupun ritel terhadap kuota beras SPHP.

“Kemarin itu kebijakan Bulog satu toko, satu warung dan hampir semua beras SPHP di warung bukan yang di modern, kalau yang di pasar-pasar itu kan ada kios beras, yang di warung itu ngambilnya maksimum 2 ton, ada ketentuan itu,” ujar Bayu pula.

 

Bayu menuturkan bahwa kebijakan tersebut akan berlaku sampai dengan Maret terutama pada suasana Ramadhan 1445 Hijriah.

Beras program SPHP merupakan beras yang berasal dari cadangan beras pemerintah (CBP) yang disalurkan ke masyarakat lewat skema subsidi dengan harga penjualan sesuai HET yang ditetapkan yakni Rp10.900 per kilogram.

“Cuma Bulog bisa menyalurkan kalau diminta, kalo enggak diminta enggak bisa,” kata Bayu pula.

Bagi distributor yang melakukan permintaan beras SPHP ke Bulog diharuskan menyertakan daftar siapa ritel dan warung yang dipasok.

Bayu menyebut bahwa hingga 12 Februari 2024, pihaknya telah menyalurkan sebanyak 226 ribu ton beras SPHP secara nasional.

“Jadi sampai 12 Februari kita sudah kucurkan 226 ribu ton beras SPHP, dan selama bulan Februari ini kita sudah mengucurkan lebih dari 60.000 ton secara nasional,” ujar Bayu.

Perum Bulog mencatat stok beras saat ini mencapai 1.180.000 ton atau 1,18 juta ton yang dipastikan aman untuk memenuhi kebutuhan beras nasional hingga April 2024.

Menurut Bayu, dengan jumlah stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Gudang Bulog tersebut, maka dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara nasional selama Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H, baik untuk bantuan pangan Rp0, beras Program SPHP hingga menjadi beras komersial.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement