Rabu 14 Feb 2024 11:00 WIB

Tiga Lembaga Pemantau Independen Pemilu Ajak Masyarakat Berbagi Data C di TPS

Masyarakat dapat bebas menggunakan salah satu platform.

Red: Gilang Akbar Prambadi
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir hadir ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) 17 yang belokasi di SD 05 Kebon Baru, Jl. Gudang Peluru, Jakarta Timur, Rabu (14/2/2024) untuk menggunakan hak suaranya dalam Pemilihan Umum (Pemilu) tahun ini. Erick datang pada pukul 8.28 WIB bersama sang Isteri Elizabeth Tjandra dan dua anaknya memakai kaos berkerah dan jaket biru navy dan celana jeans.
Foto: Dok. Republika
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir hadir ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) 17 yang belokasi di SD 05 Kebon Baru, Jl. Gudang Peluru, Jakarta Timur, Rabu (14/2/2024) untuk menggunakan hak suaranya dalam Pemilihan Umum (Pemilu) tahun ini. Erick datang pada pukul 8.28 WIB bersama sang Isteri Elizabeth Tjandra dan dua anaknya memakai kaos berkerah dan jaket biru navy dan celana jeans.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga organisasi pemantau pemilu, yakni Jaga Pemilu, Jaga Suara dan Kawal Pemilu berkolaborasi untuk saling berbagi data C hasil TPS agar lingkup tempat pemungutan suara (TPS) yang diawasi semakin luas. Ketiganya telah meluncurkan platform digital masing-masing, baik berbentuk website atau aplikasi, untuk menerima partisipasi warga dalam menjaga suara dari TPS masing-masing. 

“Masyarakat dapat bebas menggunakan salah satu platform kami untuk mengunggah foto hasil rekap perhitungan di TPS atau yang disebut dengan formulir C-Hasil. Kami bertiga, Jaga Pemilu, Jaga Suara dan KawalPemilu, memfasilitasi masuknya foto-foto formulir C-Hasil untuk pemilihan presiden pada platform kami. Sedangkan untuk pemilihan legislatif, ada Jaga Suara yang memfasilitasi,” kata Natalia Soebagjo, Ketua Perkumpulan Jaga Pemilu saat konferensi pers bersama di Jakarta (13/2/2024).

Baca Juga

“Kami akan berkolaborasi agar data C.hasil yang didapatkan dibagikan kepada ketiga platform sehingga TPS yang dipantau akan semakin banyak. Ini upaya kami untuk melindungi suara pemilih mencegah terjadinya manipulasi dalam rekapitulasi suara, demi Pemilu yang bermartabat,” tambah Natalia. 

Reza Lesmana dari Jaga Suara menambahkan, di tengah waktu yang sempit dan sumber daya yang terbatas, kerja kolaborasi menjadi pilihan karena ketiga organisasi mempunyai misi yang sama, yakni menjaga suara rakyat dari kemungkinan adanya manipulasi perhitungan suara. Upaya ini dilakukan untuk menjaga semaksimal mungkin potensi kecurangan dan perubahan jumlah suara saat pencoblosan dan rekapitulasi suara secara berjenjang.