REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengecam pernyataan mantan presiden Donald Trump yang kemungkinan akan kembali menjadi kandidat calon presiden dari Partai Republik dalam pemilihan 2024. Biden mengatakan pernyataan Trump "berbahaya" dan "tidak Amerika."
Biden mengatakan pernyataan ini juga menambah dorongan pada Kongres AS untuk menyetujui pendanaan baru untuk mendukung Ukraina. Biden yang berasal dari Partai Demokrat mengkritik keras pernyataan Trump akhir pekan lalu yang menimbulkan pertanyaan kesediaan AS membantu anggota aliansi pertahanan Barat bila mereka diserang.
Biden mengatakan, pernyataan Trump membuat semakin penting Kongres AS segera meloloskan legislasi untuk memberikan bantuan pertahanan pada Ukraina dalam menghadapi Rusia.
"Pertaruhan kami untuk keamanan Amerika sudah semakin tinggi sebelum rancangan undang-undang ini diloloskan semalam, tapi beberapa hari terakhir pertaruhan naik. Dan itu karena mantan presiden mengirimkan sinyal berbahaya dan mengejutkan, sejujurnya tidak Amerika, kepada dunia," kata Biden, Selasa (13/2/2024).
Pada Sabtu (10/2/2024) dalam kampanyenya di South Carolina, Trump mengeluhkan "tunggakan" anggota-anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Ia juga menceritakan percakapannya di masa lalu dengan pemimpin "negara-negara" besar mengenai potensi serangan Rusia.
"Tidak, saya tidak akan melindungi kalian, faktanya saya akan mendorong mereka (Rusia) untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan, kalian harus membayar," kata Trump mengenai percakapan itu.
Biden mengatakan pernyataan Trump merupakan undangan pada Rusia untuk menginvasi sekutu-sekutu AS. "Bisa anda bayangkan mantan presiden Amerika Serikat mengatakan itu? Seluruh dunia mendengarnya. Dan yang paling buruk ia bersungguh-sungguh," kata Biden.
"Tidak ada presiden lain dalam sejarah kami yang pernah tunduk pada diktator Rusia, ya, izinkan saya mengatakan ini dengan sejelas yang saya bisa: saya tidak akan pernah," tambahnya.
Dalam pidatonya ia mendesak ketua House of Representative dari Partai Republik Mike Johnson untuk menggelar pemungutan suara soal paket bantuan militer untuk Ukraina, Israel dan Taiwan sebesar 95,34 miliar dolar AS yang sudah diloloskan Senat. "Demi Tuhan, ini bodoh, memalukan, berbahaya, tidak Amerika," katanya.
Biden mengatakan kemunduran bantuan perang Ukraina sama saja mendukung Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia menambahkan Putin mungkin akan menggelar serangan di luar perbatasan Ukraina, untuk semakin mendekat ke Eropa.