REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengkritik gerakan hijau di Eropa yang menurutnya mengambil keuntungan dari ketakutan masyarakat pada perubahan iklim. Ia juga mempertanyakan komitmen Jerman dalam menghapus penggunaan batu bara secara bertahap.
Partai Hijau Jerman yang memegang sejumlah kementerian penting berencana menghapus penggunaan batu bara pada 2030. Tapi konflik Rusia di Ukraina dan pembatasan ekspor membuat batu bara kembali disukai.
Di saat yang sama pasokan gas dan minyak Rusia ke Eropa sudah ditekan karena gesekan politik atas konflik di Ukraina.
"Banyak perwakilan dari spektrum politik Eropa ini (kaum hijau) yang memanfaatkan ketakutan masyarakat dan menghasut ketakutan masyarakat tentang peristiwa yang mungkin terjadi di dunia akibat perubahan iklim," kata Putin kepada reporter Kremlin TV, Pavel Zarubin, Rabu (14/2/2024) malam.
Ia juga menyebut nama Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock. "Dan kemudian mereka mengambil keuntungan dari ketakutan ini, yang mereka timbulkan sendiri, mereka mengejar jalur politik, yang jauh berbeda dari apa yang mereka inginkan ketika mereka berkuasa. Inilah yang terjadi di Jerman sekarang," tambahnya.
"Sebagai contoh, pembangkit listrik tenaga batu bara bertambah, lebih besar daripada di Rusia dalam bauran energi. Dulu lebih besar, dan sekarang menjadi lebih besar lagi. Nah, di mana agenda 'hijau' ini?"
Putin dikenal ragu dengan agenda energi hijau. Pada 2019, ia mengatakan turbin angin melukai burung dan cacing. Rusia mempromosikan gas alam sebagai energi ramah iklim.
Jerman yang merupakan perekonomian terbesar di Eropa sedang berusaha melakukan transisi ke sumber daya energi yang lebih bersih. Tapi batu bara membantu mereka menghindari kekurangan energi listrik di tengah berkurangnya pasokan gas alam dan batu bara Rusia.
Pada 2021, Rusia memasok 53 persen impor batu bara Jerman. Antara Januari dan Oktober 2023, Rusia menyumbang 2 persen dari semua volume batu bara impor Jerman.
Data awal menunjukkan secara keseluruhan, impor batu bara keras Jerman sepanjang 2023 mungkin turun 26,3 persen dari tahun ke tahun menjadi sekitar 33,0 juta ton.