REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengumumkan hasil investigasi kecelakaan KA Turangga dan KRL Bandung Raya. Kecelakaan tersebut terjadi di kilometer 181+700 di petak jalan Cicalengka-Haurpugur, Bandung, pada 5 Januari 2024.
Dalam paparan hasil investigasi tersebut, bias konfirmasi sinyal menjadi awal penyebab kecelakaan. "Kecelakaan ini terjadi akibat adanya sinyal yang dikirim sistem interface tanpa perintah peralatan blok mekanik atau uncommanded signal Stasiun Cicalengka yang terproses oleh sistem interlocking blok elektrik Stasiun Haurpugur," kata Plt Kasubkom Investigator Kecelakaan Perkeretaapian KNKT, Gusnaedi Rachmanas dalam konferensi pers, Jumat (16/2/2024).
Gusnaedi menjelaskan, uncommanded signal tersebut kemudian ditampilkan pada layar monitor Stasiun Haurpugur sebagai indikasi seolah-olah telah diberi konfirmasi blok aman oleh Stasiun Cicalengka. Indikasi telah diberi blok aman tersebut berdampak pada proses pengambilan keputusan untuk memberangkatkan KA dari masing-masing stasiun.
"Karena secara sistem, Stasiun Haurpugur dapat memberangkatkan KA 350 CL Bandung Raya menuju Stasiun Cicalengka," ucap Gusnaedi.
Selanjutnya Ketika KA 350 CL Bandung Raya lepas dari Stasiun Haurpugur, Gusnaedi menyebut sistem persinyalan elektrik mengirim sinyal warta lepas ata info berangkat KA 350 CL Bandung Raya ke Stasiun Cicalengka. Input tersebt menyebabkan indikator blok mekanik Stasiun Cicalengka berubah menunjukkan blok ke Haurpugur berubah menjadi putih sehingga Stasiun Cicalengka dapat melangsungkan KA 65A Turangga berjalan langsung ke Stasiun Haurpugur.
"Beberapa saat kemudian terjadi tabrakan kedua kereta di depan sinyal masuk Stasiun Cicalengka," tutur Gusnaedi.
Sebelumnya, pada tanggal 5 Januari 2024, terjadi tabrakan antara KA 350 CL Bandung Raya dengan KA 65A Turangga di KM 181+700 petak jalan Stasiun Cicalengka-Stasiun Haurpugur. KA 350 merupakan rangkaian kereta api penumpang yang diberangkatkan dari Stasiun Padalarang dengan tujuan stasiun Cicalengka.
KA 65A merupakan rangkaian kereta api penumpang yang diberangkatkan dari Stasiun Banjar dengan tujuan stasiun Bandung. Dalam kejadian terseut, empat orang meninggal dunia dan 37 orang luka-luka.